BPBD Kabupaten Tegal Mulai Dropping Air Bersih

BPBD Kabupaten Tegal Mulai Dropping Air Bersih

DROPPING - BPBD Kabupaten Tegal melakukan dropping air bersih yang dibutuhkan warga saat kemarau.Foto:Hermas Purwadi/diswayjateng.disway.id--

DISWAYJATENG.ID, SLAWI - Memasuki musim kemarau tahun ini, yang diprediksi akan berlangsung sejak Agustus hingga Oktober  2024. BPBD Kabupaten Tegal mulai menerima permintaan dropping air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Kalak BPBD Kabupaten Tegal Elliya Hidayah melalui Kabid II Kedaruratan dan Logisitik Nursodik menyatakan, permintaan dropping air bersih sudah mulai dilakukan untuk memenuhi permintaan warga Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi dan Desa Danawarih. Pihaknya juga akan mengalokasikan bantuan dropping air bersih dari program CSR Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebanyak 20 tangki.

"Yang akan kami lakukan secara bertahap," ujarnya, Rabu (14/8/2024).

BACA JUGA:Disperintransnaker Kabupaten Tegal Pastikan Hubungan Industrial yang Harmonis

Untuk mendukung operasional dropping air bersih, BPBD didukung anggaran APBND II reguler. Untuk pengambilan air, pihaknya berkerjasama dengan PDAB Tirta Utama Unit Bregas yang berada di Timbangreja, Kecamatan Lebaksiu. 

Pihaknya mempermudah alur pengajuan dropping air bersih, dimana pihak pemerintah desa diminta mengajukan permohanan ke BPBD untuk  mendapatkan respon cepat.

BACA JUGA:Silaturahim ke Habib Syech, Pj Wali Kota Tegal Berencana Undang untuk Bersalawat Bersama

Bila berkaca pada puncak kemarau di tahun2023 lalu, pihaknya melakukan dropping air bersih di 52 desa yang tersebar di 11 kecamatan. 

"Diprediksi untuk tahun ini, permintaan dropping air bersih masih didominasi di daerah yang benar-benar mengalami krisis air. 

Dari data yang dikeluarkan BPBD Provinsi Jawa Tengah, daerah yang tahun ini dalam wilayah kemarau ekstrem adalah Blora, Boyolali, Grobogan, Pati dan Demak masuk dalam kategori siaga.  Pihaknya juga menitipkan pesan agar warga bisa ikut serta menciptakan iklim mikro dengan menanam tanaman, memanfaatkan ruang sempit di tengah padatnya lingkungan permukiman. 

BACA JUGA:Rektor UPS Tegal Monitoring Mahasiswa KKN di Wonosobo

Dirinya juga meminta pemerintah desa bisa menanam pohon keras seperti trembesi pada turus jalan ataupun beringin di lingkungan sekolah dan halaman parkir ruko. Untuk meminimalisir penguapan dan hawa panas akibat paparan sinar matahari secara langsung, di samping fungsinya menjaga cadangan air tanah.  Termasuk mengimbau warga bisa memperbanyak lubang biopori untuk mengonversi sampah organik rumah tangga menjadi kompos. 

"Selain berfungsi pula sebagai resapan air hujan untuk memperpanjang ketersediaan air tanah," tegasnya. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: