Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan Bapelkes Jateng Adakan Pelatihan Konseling Menyusui

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan Bapelkes Jateng Adakan Pelatihan Konseling Menyusui

SAMBUTAN - Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni saat menyampaikan sambutan pada acara Pelatihan Konseling Menyusui Angkatan VII di Bapelkes Provinsi Jateng.Foto: Yeri Noveli/diswayjateng.disway.id--

DISWAYJATENG, SLAWI - Dinas Kesehatan (jateng.disway.id/listtag/14065/dinkes">Dinkes) Kabupaten Tegal bekerjasama dengan Badan Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Jawa Tengah (jateng) menggelar Pelatihan Konseling Menyusui Angkatan VII, selama 5 hariyang dipusatkan di Aula Kampus Gombong, jateng.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr Ruszaeni mengatakan, pelatihan ini diikuti oleh 25 orang. Mereka merupakan pegawai Dinkes dan Puskesmas di Kabupaten Tegal.

Selama mengikuti kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan materi dari narasumber atau fasilitator tentang konsep menyusui, evaluasi kegiatan menyusui, tantangan menyusui pada ibu dan bayi, dukungan pada keberhasilan menyusu dan konseling menyusui.

BACA JUGA:50 Pelaku Usaha di Kabupaten Tegal Ikuti Bimtek Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan tersebut, para peserta dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mendalam kepada para konselor sehingga dapat membantu ibu-ibu di Kabupaten Tegal dalam memulai dan menjalani proses menyusui.

"Para peserta yang dinyatakan lulus dalam pelatihan ini, akan mendapatkan sertifikat yang ditandatangani langsung oleh Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kemenkes RI," kata Ruszaeni.

BACA JUGA:Bantu Registrasi Kepesertaan BPJS Kesehatan Bayi Baru Lahir

Dia mengemukakan, peserta dinyatakan lulus apabila mereka memenuhi kehadiran 95 persen selama pelatihan. Nilai minimal juga harus 70. Sedangkan peserta yang tidak lulus hanya mendapatkan surat keterangan bahwa mereka telah mengikuti pelatihan tersebut.

"Pelatihan ini juga sebagai upaya kita untuk mencegah atau meminimalisir angka stunting di Kabupaten Tegal," sambung Ruszaeni.

Dia mengungkapkan, stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat.

BACA JUGA:BPBD Kabupaten Tegal Gencarkan Sosialisasi Kebencanaan

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan masih tingginya prevalensi kekurangan gizi pada balita di Indonesia, antara lain sebanyak 17,7 % balita gizi 

kurang di Indonesia (BB/U), sebanyak 30,8 % balita mengalami Stunting (PB/U atau TB/U), dan 10,2 % balita dalam kondisi kurus (BB/PB atau BB/TB). 

"RPJMN 2020-2024 menetapkan target prevalensi stunting pada balita adalah 14 persen," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: