Jamasan, Sebuah Tradisi Unik Masyarakat Purworejo Setiap Bulan Suro, Berikut 5 Serangkaian Upacaranya
Tradisi unik masyarakat Purworejo-Purworejo24.com-
DISWAYJATENG - Ada tradisi unik masyarakat Purworejo yang rutin dilakukan setiap tahun, tepatnya bulan suro. Setiap bulan suro, baik masyarakat maupun Pemkab Purworejo melakukan upacara ini.
Tradisi unik masyarakat Purworejo ini juga sangat dinanti beberapa wisatawan lokal maupun luar purworejo. Rangkaian tradisi ini salah salah satunya menampilkan ribuan pusaka yang umurnya sangat tua.
Tradisi unik masyarakat Purworejo ini sangat meriah, biasanya, upacara ini dilakukan di rumah dinas Bupati Purworejo. Adanya banyak pertunjukan yang ditampilkan di Upacara ini.
Berikut ini beberapa serangkain tradisi jamasan, tradisi unik masyarakat Purworejo. Jika kamu ingin tahu lebih banyak mengenai Upacara tersebut, kamu bisa membaca artikel di bawah ini.
BACA JUGA:Keunikan Tradisi Masyarakat di Cilacap Pesisir Laut, Berikut 9 Fakta Menarik Tentang Sedekah Laut
1. Kirab Bergodo Membuka Prosesi Jamasan
Itulah kirab bergodo, parade prajurit dengan pakaian adat Jawa yang menjadi pembuka prosesi jamasan pusaka. Barisan prajurit dengan busana khas Jawa berjalan dengan gagah, membawa aura khidmat dan sakral dalam setiap langkahnya.
Parade ini diiringi alunan musik Cing Paling, kesenian khas Purworejo yang menambah kemeriahan suasana. Dentuman gendang dan senandung alat musik tradisional menyatu dengan derap langkah para prajurit, menciptakan harmoni yang menggetarkan jiwa.
2. Rangkaian Upacara Tradisional Setiap Bulan Suro
Tradisi jamasan pusaka di Museum Tosan Aji, Purworejo, merupakan upacara yang rutin dilaksanakan setiap tahun pada bulan Suro penanggalan Jawa, tepatnya pada hari Jumat Kliwon. Momen ini dinanti-nantikan oleh masyarakat Jawa sebagai wahana untuk melestarikan budaya dan tradisi leluhur.
Sejak berabad-abad lalu, upacara ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa, menjadi simbol penghormatan terhadap warisan leluhur dan penyatuan diri dengan alam semesta.
BACA JUGA:Tradisi Sinoman Masyarakat Jawa, Intip Berikut Ini Keunikan dan Ciri Khasnya
3. Ribuan Pusaka Dijamas dengan Khidmat
Dalam prosesi jamasan yang sakral ini, ada 1.159 pusaka koleksi Museum Tosan Aji yang dijamas, mulai dari keris, tombak, hingga pedang. Setiap pusaka memiliki sejarah dan kisah yang tersimpan di baliknya, menjadi saksi bisu perjalanan panjang budaya Jawa.
Beberapa di antaranya bahkan berusia lebih dari 100 tahun, menunjukkan betapa pusaka-pusaka ini telah melalui berbagai peristiwa dan zaman. Tiga pusaka utama, yaitu Keris Junjung Drajat, Tombak Penatas, dan Keris Tilam Upih, dicuci terlebih dahulu sebagai simbol dimulainya prosesi jamasan. Setiap pusaka diperlakukan dengan penuh kehormatan dan kesucian, dipercaya memiliki kekuatan dan nilai spiritual yang sangat tinggi.
4. Menjaga Kelestarian Pusaka dengan Perawatan Berkesinambungan
Setelah melalui prosesi jamasan yang sakral, para pusaka ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam Museum Tosan Aji untuk mendapatkan perawatan yang berkesinambungan. Petugas museum dengan telaten membersihkan setiap inci pusaka, memastikan keelokannya tetap terjaga. Mereka juga memastikan kondisi pusaka aman dari kerusakan atau pengaruh lingkungan yang dapat merusak keasliannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian dan keutuhan pusaka sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.
5. Momen Memupuk Rasa Cinta Budaya Jawa
Upacara jamasan pusaka ini tidak hanya sekedar ritual tahunan, tetapi juga menjadi momen bagi masyarakat Jawa untuk memupuk rasa cinta dan apresiasi terhadap budaya leluhur mereka. Dalam prosesi ini, kamu dapat merasakan bagaimana nilai-nilai luhur dan kearifan lokal Jawa terjalin erat dalam setiap rangkaian upacaranya.
Mulai dari kirab bergodo yang mencerminkan semangat kepahlawanan, hingga jamasan pusaka yang menyimbolkan penyucian diri, semuanya mengandung makna mendalam yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Dengan melestarikan tradisi ini, generasi muda diharapkan dapat memahami dan menghargai kekayaan budaya Jawa yang begitu beragam dan bernilai. Mereka tidak hanya menjadi penerus warisan budaya, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian tradisi ini di tengah derasnya arus modernisasi.
Itu dia beberapa serangkain tradisi unik masyarakat Purworejo pada bulan suro. Tradisi jamasan pusaka di Purworejo ini merupakan bukti nyata upaya masyarakat Jawa dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Melalui upacara sakral ini, nilai-nilai luhur dan kearifan lokal terus dilestarikan, sehingga generasi mendatang dapat menikmati dan mengambil pelajaran dari khazanah budaya yang kaya ini(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: