Program Jaminan Hidup di Kabupaten Tegal Diharapkan Bisa Berlanjut
JAMINAN HIDUP - Pemberian bansos jaminan hidup kepada lansia yang diantarkan langsung kepada penerima.Foto:Hermas Purwadi/jateng.disway.id--
DISWAYJATENG, SLAWI - Program pemberian bantuan sosial jaminan hidup (jadup) untuk lansia yang mulai digulirkan sejak tahun 2021, tahun ini merupakan tahun terakhir. Diharapkan Program tersebtu bisa berlanjut ditahun 2025 mendatang.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal Iwan Kurniawan melalui Kabid Rehabsos Makmur menyatakan, tahun 2024 sesuai rencana bansos jadup akan diberikan kepada 591 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Masing-masing KPM dalam setahun akan mendapatkan total batuan Rp3 juta yang diberikan selama 2 bulan sekali.
“Program ini adalah kebijakan bupati Tegal yang tahun ini memasuki tahun terakhir," ujarnya.
BACA JUGA:Sejarah Pemalang Ditampilkan dalam Drama
Penerima bansos jadup untuk 1 orang berlaku satu periode. Jadi, setiap tahunnya penerima bansos jadup berganti. Sejak digulirkannya program bansos jadup ditahun 2021 hingga saat ini. Total sudah ada penerima sebanyak 2.425 KPM atau sekitar 34, 6 persen dari jumlah lansia miskin yang ada di Kabupaten Tegal.
Saat ini di Kabupaten Tegal ada sekitar 7.000 lansia miskin yang hidup sebatang kara dan telah masuk dalam DTKS.
"Sejak digulirkan tahun 2021 bansos jadup diberikan kepada 666 KPM, tahun 2022 sebanyak 600 KPM, 2023, 564 KPM, dan tahun 2024 sebanyak 591 KPM," ungkapnya.
BACA JUGA:Ribuan Warga Perhutanan Sosial Kabupaten Pemalang Gelorakan Senam Gemoy
Apabila lansia tersebut di kemudian hari meninggal, alokasi akan dialihkan ke lansia yang lainnya. Di tahun 2024 mendatang, alokasi anggaran yang disediakan untuk bansos Jadup mencapai Rp1.773.000.000. Bansos tersebut merupakan komponen Three J, program jaminan sosial Pemkab Tegal yang terdiri dari jaminan rumah, jaminan kesehatan dan jaminan hidup.
“Untuk mengurangi beban pengeluaran warga miskin yang tidak terlayani pendanaan bansos pemerintah pusat maupun provinsi," tegasnya.
BACA JUGA:Gibran Dorong Ketersediaan Pupuk Murah dan Kelanjutan Reforma Agraria
Tidak sedikit kelompok lansia dari warga miskin yang masih harus berjuang, bekerja memenuhi kebutuhan pokoknya di usia senja. Sementara yang sudah tidak lagi produktif karena keterbatasannya, terpaksa mengandalkan belas kasihan tetangga dari lingkungan sekitar karena sudah tidak lagi memiliki saudara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: