Mitos dan Legenda Sungai Citarum: Sang Penjaga dan Penguasa yang Menakjubkan

DISWAYJATENG - Sungai Citarum, yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di provinsi Jawa Barat, memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya di wilayah tersebut. Selain keindahan alamnya, sungai ini juga menyimpan berbagai mitos dan legenda yang menghiasi kisahnya.

Sungai Citarum: Warisan Kerajaan Tarumanegara

Sungai Citarum memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, terutama pada masa Kerajaan Tarumanegara. Sejak kelahiran Kerajaan Tarumanegara, Citarum telah menjadi batas alami yang memisahkan kerajaan Sunda dan Galuh, dua kerajaan pecahan dari Tarumanegara.

Sungai ini menjadi saksi bisu perjanjian antara dua kerajaan tersebut, dan sejak saat itu, namanya dikenal sebagai salah satu elemen penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.

Namun, di balik sejarah dan keberadaannya yang vital, Citarum juga dikenal karena mitos dan legenda yang terkait dengannya.

BACA JUGA:Ternyata Ini Mitos Terkait Gunung Prau, Apa Saja? Simak Berikut Ini!

Dahulu, masyarakat setempat mempercayai bahwa sungai ini adalah rumah bagi makhluk gaib berbentuk ular atau naga.

Siluman Ular: Sang Penguasa Citarum

Konon, siluman ular ini telah menghuni Citarum selama berabad-abad. Sungai Citarum bukan hanya tempat tinggal bagi makhluk ini, tetapi juga merupakan kerajaannya yang ia penguasa. Ular tersebut sering dianggap sebagai penguasa sungai dan selalu ada di sepanjang aliran Citarum.

Meskipun cerita tentang siluman ular ini mungkin terdengar menakutkan, masyarakat setempat menganggapnya sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.

BACA JUGA:5 Jalur Pendakian Gunung Merbabu ; Cocok Untuk Menaklukan Keindahannya!

Sungai Citarum tetap memberikan sumber mata pencaharian dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya, meskipun dengan kehadiran makhluk gaib ini.

Raden Kalung Bimanagara: Sang Penjaga Citarum

Selain siluman ular sang penguasa Citarum, ada juga sosok legendaris lain yang disebut sebagai penjaga sungai ini, yaitu Raden Kalung Bimanagara.

Sumber: