Asal-usul Desa Pesarean Tegal yang Tercemar Limbah B3 Sejak Tahun 80-an

Asal-usul Desa Pesarean Tegal yang Tercemar Limbah B3 Sejak Tahun 80-an

Bupati Tegal Umi Azizah, saat menjadi narasumber di ajang Festival LIKE di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta, baru-baru ini.-Yeri Noveli-jateng.disway.id

Tidak sedikit warga yang terpapar menderita ISPA, gangguan fungsi ginjal, hati, penurunan vertilitas, retardasi mental pada bayi di kandungan, bahkan ada yang menderita penyakit degeneratif seperti kanker darah.

“Catatan terakhir kami, masih ada sekitar 10 anak yang mengalami cacat mental di permukiman yang dulunya banyak terdapat pengecoran logam," ujar Bupati Umi.

Dia mengaku sudah pernah melakukan kajian hidrologi bersama Unpad Bandung melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hasilnya, konsentrasi kandungan logam dalam tanah sangat tinggi dan membahayakan.

BACA JUGA:Dapatkan Rp100 Ribu Saldo DANA Perhari dengan 5 Aplikasi Penghasil Uang Ini, 100% Terbukti Membayar!

Sementara, penelitian dari Danida Denmark tahun 2016 lalu ditemukan volume tanah yang tercemar limbah B3 di Desa Pesarean mencapai 20 ribu meter kubik di luasan lahan sekitar 13 ribu meter persegi.

Hingga akhirnya, Pemkab Tegal melakukan upaya pemulihan dengan meremediasi lahan di halaman sekolah SMK NU 01 Penawaja seluas 700 meter persegi dengan nilai anggaran Rp1,5 miliar. 

Pemulihan itu, Pemkab Tegal berkoordinasi dengan KLHK melalui Direktorat Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 (PKTDLB3) pada 2018 lalu.

BACA JUGA:Website Penghasil Saldo DANA Gratis, Isi Satu Survei Dibayar 3,5 Dollar, Ini Caranya!

Upaya pemulihan kembali dilanjutkan tahun 2021 dengan meremediasi lahan di area selatan II seluas 2.855 meter persegi dengan biaya Rp4,8 miliar.

Sedangkan di tahun 2022, remediasi dilakukan di area selatan I seluas 2.428 meter persegi dengan biaya Rp8,2 miliar.

Tahun 2023 ini, remediasi dilakukan di area utara dumpsite seluas 3.456 meter persegi dengan volume 3.041,3 meter kubik dengan alokasi anggaran Rp6 miliar.

“Biaya remediasi ini totalnya Rp20,5 milar. Semuanya dari APBN, dari KLHK. Dan kami di tahun 2024 akan melanjutkan remediasi di lahan luar dumpsite senilai Rp600 juta dengan melakukan pembersihan jalan, gang, dan pekarangan rumah warga dari limbah padat,” ungkap Umi.

BACA JUGA:Unduh dan Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp100 Ribu, Cuma Nonton Video 15 Detik!

Guna mencegah dampak kesehatan, pihaknya menggandeng Unicef melalui Vital Strategies. Diawali dengan menyusun dokumen Perbup Rencana Aksi Pengurangan Keracunan Timbal pada Anak di Kabupaten Tegal pada 2023-2027.

“Di sini kami akan fokus melakukan pencegahan dan pemulihan, terutama pada anak-anak dari pajanan timbal dengan terapi khusus hingga 2027 mendatang, termasuk ibu hamil,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jateng.disway.id