Pengamat: Jangan Cuma KTT G20, Kendaraan Listrik Harus Terus Dilanjutkan

Pengamat: Jangan Cuma KTT G20, Kendaraan Listrik Harus Terus Dilanjutkan

--

Semarang (DiswayJateng) - Eforia pengembangan kendaraaan listrik sangat marak jelang KTT G20. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam upaya menunjukkan kinerja kendaraan listrik yang dianggap sebagai transportasi masa depan. Mulai touring kendaraan listrik Jakarta-Bali hingga koloborasi riset antara BUMN dengan Perguruan Tinggi. 
 
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno berpendapat, penggunaan kendaraan listrik jangan berhenti sampai KTT G20 saja, tapi terus dilanjutkan.
 
"Menurut saya harus dilanjutkan, sebagai kendaraan masa depan yang hemat biaya," ujar Djoko, Sabtu (19/11).
 
Kendaraan KTT G20
 
Djoko mengatakan, pada saat KTT G20, pemerintah menyiapkan 30 bus listrik berukuran sedang dan 1 bus listrik berukuran besar.
 
Bus buatan PT INKA dengan operator Perum Damri yang bertugas mengantar para delegasi tamu negara, panitia dan pekerja untuk menuju tempat pertemuan serta tempat menginap mereka di kawasan Nusa Dua. Pengemudi diambilkan dari sejumlah pengemudi yang terbaik dari sejumlah unit kerja Perum Damri se- Indonesia.
 
Sementara TNI mengerahkan 252 unit kendaraan listrik berbasis baterai untuk mengawal para tamu negara partisipan KTT G20. Mobil listrik untuk pengawalan sebanyak 42 unit dengan merk Hyundai, sedangkan sepeda motor listrik untuk pengawalan sebanyak 26 unit dan sepeda motor listrik untuk penyelamatan sebanyak 84 unit.
 
Djoko mengatakan kolaborasi antara BUMN (PT Inka), Karoseri (Piala Mas dan Tentrem) dan Perguruan Tinggi (ITS, Unair, UGM dan ISI Denpasar) untuk menciptakan bus listrik memacu penggunaan produk dalam negeri. 
 
'Sekarang,  sudah diselenggarakan pembenahan layanan angkutan umum dengan skema pembelian layanan (buy the service) 11 kota. Ada tiga kota rencananya diberikan tambahan koridor baru dengan menggunakan armada bus listrik, yaitu Trans Metro Dewata Bali, Trans Pasundan Bandung dan Trans Semanggi Surabaya Surabaya," ujar Dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang ini.
 
Djoko menegaskan, transportasi menggunakan kendaraaan listrik diharapkan mampu mengatasi krisis energi dan mendukung udara bersih. Perbanyak kota-kota di Indonesia untuk segera membenahi layanan transportasi umum dengan menggunakan bus listrik produksi dalam negeri.
 
"Melibatkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sejumlah BUMN besar untuk pengadaan bus listrik akan sangat membantu produktivitas bus buatan PT Inka," ujarnya.
 
Eforia penggunaan kendaraan listrik, kata dia,  tidak hanya heboh dan berhenti di KTT G20. Namun ini adalah momentum makin gencarnya penggunaan kendaraan lisrik terutama bus listrik sebagai sarana transportasi umum di banyak kota.(*)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: