"Sesuai perintah ibu Puan kepada kami sebagai Kepala Daerah dari PDI Perjuangan, bahwa jangan hanya mengupayakan
sekolah gratis yang negeri, tapi juga yang swasta," terang Hendi.
"Maka Kartu Indonesia Pintar dari bu Puan kita gratiskan, beasiswa pemerintah kota kita bagikan, dan yang 112 sekolah swasta hadir di sini semua siswanya kita gratiskan, karena perintah dari ibu
Puan Maharani," tegasnya yang kemudian disambut tepuk tangan seluruh peserta yang hadir.
Tak hanya itu, Hendi dalam kesempatannya juga mengajak masyarakat untuk bisa terinspirasi dari kipra
Puan Maharani yang telah menorehkan banyak prestasi selama menjabat Menko PMK hingga Ketua DPR RI.
"Dan di depan kita saat ini sudah ada bu
Puan Maharani. Beliau adalah ketua DPR RI perempuan pertama dan sewaktu menjadi Menko PMK juga merupakan menko perempuan pertama," ujarnya.
"Jadi ada yang tau nggak kepanjangan PMK? Kepanjangannya adalah
Puan Maharani Keren," imbuh Hendi yang kembali disambut tepuk tangan riuh.
Sementara itu,
Puan Maharani menegadksn komitmennya akan terus meningkatkan perhatian agar bisa lebih banyak lagi sekolah swasta yang bisa digratiskan.
"Semuanya Insya Allah akan secara berkala dibantu. Hari ini memang belum bisa seluruh 900 sekolah swasta, tapi saya minta Pak Wali (Hendi) untuk bisa terus meningkatkan," pungkas Ketua DPR RI tersebut.
"Termasuk yang membutuhkan komputer mana saja, tolong tulis surat ditujukan kepada Pak Wali, nanti Pak Wali akan memberikan kepada saya," lanjut Puan.
Dalam kunjungannya Puan juga membagikan bingkisan serta Kartu Indonesia Pintar yang menjadi aspirasinya sebagai Ketua DPR RI. Pembagian tersebut diberikan kepada perwakilan siswa siswi pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.
Selain berkunjung SMP Muhammadiyah 2, Puan didampingi Hendi juga melakukan sejumlah agenda lain di Kota Semarang, mulai dari agenda internal konsolidasi partai hingga kunjungan ke pabrik PT. Harrison and Gil-Java di Karangroto, Kecamatan Genuk. Di sana Puan memberikan bantuan alat jahit kepada sejumlah penyandang disabilitas, serta berkeliling pabrik untuk berdialog dengan dengan sejumlah pekerja berkebutuhan khusus yang bekerja di sana.(GBR)