PT Semen Padang Lepas 7.000 Ekor Ikan Bilih Hasil Budidaya ke Habitat Aslinya Danau Singkarak
Reporter:
Gabriel Kristi|
Editor:
Gabriel Kristi|
Selasa 02-08-2022,16:23 WIB
Direktur Utama SIG, Donny Arsal (berkacamata) melepas ikan bilih di Danau Singkarak, Sumatra Barat (30/7).--
Jakarta (DiswayJateng) – PT
Semen Padang yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melepas 7.000
ikan bilih hasil pembudidayaan di area konservasi Kehati PT
Semen Padang ke habitat aslinya yaitu
Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Pelepasan
ikan bilih dilakukan dua kali, sebanyak 4.000 ekor telah dilepaskan pada Maret 2022 dan 3.000 ekor
ikan bilih dilepaskan pada Sabtu (30/7/2022).
Pelepasan
ikan bilih pada Sabtu, 30 Juli 2022, dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy bersama Direktur Utama SIG, Donny Arsal, Direktur Operasi SIG, Yosviandri, Direktur Bisnis dan Pemasaran SIG, Aulia Mulki Oemar, Komisaris PT
Semen Padang, Werry Darta Taifur dan Khairul Jasmi, Direktur Utama PT
Semen Padang, Asri Mukhtar serta Rektor Universitas Bung Hatta Tafdil Husni.
ikan bilih merupakan ikan endemik khas
Danau Singkarak yang terancam punah. Populasinya saat ini sangat terbatas akibat eksplorasi besar-besaran menggunakan metode yang sangat merugikan masyarakat.
PT
Semen Padang menjadi yang pertama berhasil mengembangbiakkan diluar habitat asli
ikan bilih dengan menggunakan beberapa teknologi yakni alami, semi alami dan buatan. Pengembangbiakan dilakukan di laboratorium penelitian di area D1 PT
Semen Padang.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan bahwa
ikan bilih ini merupakan hasil konservasi yang dilakukan oleh PT
Semen Padang bekerja sama dengan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) milik PT
Semen Padang sejak Juli 2018.
“Konservasi
ikan bilih ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, khususnya
ikan bilih Danau Singkarak jenis Mystacoleucus Padangensis dan satu-satunya di dunia yang terancam punah akibat ekploitasi," kata Donny Arsal, dalam siaran pers, Selasa (2/8).
Donny Arsal menyampaikan, konservasi yang dilakukan cukup efektif dalam menjaga kelestarian
ikan bilih, namun kami berharap konservasi
ikan bilih yang dilakukan perusahaan diimbangi dengan pembatasan penggunaan bagan dan sebagainya.
"Melihat tingkat keberhasilan yang tinggi, upaya konservasi ini perlu ditingkatkan dalam skala yang lebih besar lagi serta dapat menjadi edukasi bagi masyarakat tentang pembudidayaan
ikan bilih di luar habitatnya," kata Donny Arsal.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengapresiasi upaya pelestarian
ikan bilih yang dilakukan oleh SIG bersama LPPM UBH. Menurutnya konservasi
ikan bilih di luar habitatnya tidak mudah dilakukan, banyak kegagalan dan keberhasilannya sangat kecil.
“Bahkan pada tahun 2020, status
ikan bilih dinyatakan hampir punah. Harusnya, dengan status yang hampir punah,
ikan bilih ini harus lebih mahal dibandingkan ikan salmon di restoran Jepang," kata Audy Joinaldy.
Rektor UBH, Tafdil Husni mengatakan, keterlibatan UBH dalam konservasi
ikan bilih merupakan suatu bentuk kontribusi UBH melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang didukung oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Apalagi, status
ikan bilih Danau Singkarak pada tahun 2020 menuju kepunahan.
Menurut Tafdil Husni, hasil dari penebaran
ikan bilih dinilai akan luar biasa terhadap ekonomi nelayan bilih
Danau Singkarak. Sebagai contoh, dari 1.500 ekor
ikan bilih yang disebar dan didalamnya ada 800 ekor betina, maka masing-masing betina akan mempunyai 3.000 telur. Jika dikalkulasikan, maka jumlahnya akan ada 2,4 juta ekor
ikan bilih yang akan berkembang biak. Kemudian, untuk 1 juta ekor
ikan bilih, sama dengan 5.000 kg.
"Sekarang ini harga
ikan bilih Rp50 ribu. Kalau kita perhitungkan lagi dalam setahun, maka jumlahnya bisa mencapai Rp250 juta. Ini untuk 1 juta ekor ikan yang dihasilkan dari 800
ikan bilih betina yang disebar hari ini. Apalagi kalau hitungan kertasnya 2,4 juta, tentu hasilnya ada sekitar Rp600 juta per tahun. Makanya, mari sama-sama kita jaga kelestarian
ikan bilih ini, supaya bisa berkembang dengan baik di habitat aslinya ini," jelas Tafdil Husni.(GBR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: