Saat Suhu Bumi Jadi Lebih Dingin, Benarkah karena Fenomena Aphelion?

Saat Suhu Bumi Jadi Lebih Dingin, Benarkah karena Fenomena Aphelion?

ILUSTRASI - Fenomena Aphelion /pixabay/qimono/--

JAKARTA, (DiswayJateng)- Setiap bulan Juli hingga Agustus, sebagian besar wilayah di Indonesia akan terasa lebih dingin. 

Meskipun terjadi tiap tahun, tak banyak orang yang paham dengan fenomena astronomi yang satu ini.

Fenomena Aphelion memang biasanya terjadi tiap awal Juli. 

Fenomena Aphelion adalah waktu saat orbit sebuah benda langit, seperti planet dan komet, berada di titik terjauh dari Matahari.

Bumi memiliki titik Aphelion yang terjadi tiap awal Juli. Jarak Aphelion Bumi ialah 4.800.000 kilometer dari Matahari. Sebaliknya, saat Bumi berada di titik terdekat dengan Matahari bernama Perihelion yang terjadi pada awal Januari.

Karena posisi Bumi dan Matahari berada di titik terjauh, banyak pihak yang menilai fenomena Aphelion akan membuah cuaca di bumi menjadi lebih dingin dari pada biasanya. Benarkah?

Dilansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), posisi Bumi yang berada di titik terjauh dari Bumi tidak akan berpengaruh pada suhu maupun panas yang diterima Bumi.

Begitu pula cuaca di Bumi tidak akan terjadi perubahan yang berarti.

Pengaruh dari Aphelion terhadap Bumi ialah durasi dari musim.

Aphelion terjadi ketika terjadi musim panas dan durasi musim panas terjadi 92 hari. Justru ketika titik Aphelion, Bumi terasa lebih hangat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Hal ini juga sebenarnya bukan karena Aphelion atau Perihelion. Cuaca Bumi lebih banyak dipengaruhi oleh kemiringan poros Bumi terhadap axis.

Ketika Aphelion, poros utara Bumi miring 23,5 derajat ke arah Matahari.

Bumi di atas garis ekuator memiliki lebih banyak daratan dibandingkan lautan.

Pada posisi ini, suhu Bumi bisa meningkat dengan rata-rata hingga 2,3 derajat Celsius dibandingkan ketika Bumi di titik Perihelion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: genpi