Salamnya Diartikan Lain, Ketua KPK, Firli Bahuri: Salam FBI itu Salahnya Dimana?

Salamnya Diartikan Lain, Ketua KPK, Firli Bahuri:  Salam FBI itu Salahnya Dimana?

--



JAKARTA (DiswayJateng)  -  Ketua KPK, Firli Bahuri setiap mentweet di akun @ firlibahuriofficial selalu memakai salam FBI.  Kepanjangannya,  Firli Bahuri untuk Indonesia.
 
Tak dinyana, Salam FBI itu diartikan lain oleh sejumlah pihak, sehingga muncul berbagai spanduk dukungan jadi Presiden bagi ketua KPK itu.
 
Spanduk dan baliho di berbagai daerah itu heboh setelah Firli Bahuri menjelaskan duduk perkaranya melalui akun twitternya tentang maraknya baliho dan spanduk di berbagai daerah yang mendukung dirinya jadi Presiden.
 
Bahkan, sebuah media membuat judul Firli Bahuri Kini Pakai 'Salam FBI' untuk Jawab Spanduk Pilpres.  
 
"Saya justru bertanya kepada orang orang yang mempersoalkan FBI = Firli Bahuri untuk Indonesia. Apa yg salah dan dimana kelirunya. Saya sangat bangga dengan Indonesia." ujar Firli kepada sahabatnya, wartawan senior Mursyid Sonsang, Senin (30/5) malam.
 
Menurut Firli setiap anak bangsa yang mengaku dirinya orang Indonesia tentu untuk Indonesia, bukan untuk negara lain. Jangan sampai WNI tapi kerjanya untuk asing. 
 
" Boleh saja pemain bola, pemain badminton ya untuk Indonesia. Saya juga untuk Indonesia. Emang ada yang keliru," ungkap Firli yang hobby main badminton itu.
 
Berjuang untuk Negeri
 
Dijelaskan Firli, dirinya hanya kerja berjuang dan terus mengabdikan diri untuk negeri ini. Selama 37 tahun bekerja sejak bintara dengan pangkat sersan dua polisi tahun1983 hingga saat ini.
 
" Saya telah hidup dan dibesarkan selama 59 tahun di negeri ini dan begitu banyak yang telah diberikan negara Indonesia kepadaku, jadi sudah kewajiban kalau saya untuk Indonesia," papar mantan Kapolda NTB ini.
 
Semua yang dilakukan Firli, dengan bersyukur, ikhlas dan sabar semua yang diberikan Allah, tidak pernah bergeser.
 
" Kalaupun sekarang ada yang memperbincangkan nama saya. Sayapun tidak mau terganggu, saya fokus kerja dan kerja," ujarnya.
 
"Semua atas kuasa dan kehendak Allah yang maha kuasa. Selaku manusia yang memiliki keyakinan atas segala sesuatunya karena kuasa dan kehendak Allah maka saya hanya memilih pada satu pilihan yaitu  bersikap tawakal," tambah lulusan Akpol tahun 1990 ini.
 
 
"Sesungguhnya sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa spanduk itu sama sekali saya tidak tahu dan tidak ada inisiatif apapun yang datang dari saya dan saya tidak memahami bagaimana ia bisa muncul," ujar Firli dalam Tweetnya.
 
Dijelaskan Firli, mungkin saja atau ada dua kemungkinan yang terjadi; yang pertama adalah sekelompok orang sengaja menyebarkannya untuk memprovokasi keterlibatannya dalam politik. 
 
"Padahal saya sudah berulang kali tegaskan bahwa saya adalah penegak hukum yang sama sekali tidak boleh berpolitik," tegasnya.
 
Kemungkinan kedua, tambah Firli, ada sebagian masyarakat kita memang tidak mengerti bagaimana cara mengekspresikan pendapat dan prosedur penyampaian pendapat terkait Presiden yang akan datang. Sehingga mereka secara apa adanya mencoba mencantumkan aspirasi mereka di atas sebuah spanduk.
 
"Memang di sebagian spanduk itu sebenarnya tidak ada kalimat atau kata-kata tentang saya. Artinya,  mungkin saja mereka hanya menghendaki siapa pun yang bisa memberantas korupsi itulah orang yang mereka ingin calonkan," ungkap Mantan Kapolda Sumsel ini.
 
Sekali lagi, Firli menegaskan dan menjelaskan bahwa posisinya sulit, sebagai orang yang ditarik kiri dan kanan.
 
Dia juga menjelaskan posisi lembaga yang  dipimpinnya,  karena dia ditarik kiri kanan sehingga kerap dianggap terlibat dalam kecenderungan opini dan arus politik. 
 
"Terus terang kami adalah lembaga penegak hukum dan saya sebagai penegak hukum," tandasnya. 
 
"Percayalah para sahabat, Semua yang terjadi di KPK adalah proses hukum dan tidak ada kejadian politik," pungkas Firli. (GBR

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: