Dekranasda Salatiga Menggeliat, Kini Hidup dan Beda
MELESTARIKAN : Gedung Dekranasda Salatiga bukan hanya tempat memamerkan produk, tetapi juga ruang melestarikan budaya salah satunya batik khas Salatiga. Foto : Erna Yunus Basri--
SALATIGA, diswayjateng.com - Ada yang berbeda dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Salatiga yang berlokasi di Jl. Sukowati No.7. Gedung Dekranasda merupakan bangunan bersejarah sejak tahun 1890 kini menggeliat, lebih hidup dan beda sebagai pusat kreativitas.
Gedung Dekranasda Salatiga atau Gedung CHTH (Chung Hwa Tsung Hwee) masuk kategori bangunan cagar budaya itu, seperti enggan dicap 'mati suri'.
Dan sejak 21 November 2025 suasana hangat memenuhi Gedung Dekranasda Salatiga yang dibarengi gelaran Tasyakuran Gedung dan Pengukuhan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Periode 2025–2030.

Dimotori Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinnaker), Tasyakuran Gedung dan Pengukuhan Pengurus Dekranasda Sekaligus menjadi tolok ukur menandai bangkitnya kembali Gedung Dekranasda sebagai ruang kreatif bagi para perajin di Kota Salatiga, sekaligus dimulainya perjalanan kepengurusan baru.
Dan benar saja, melongok ke dalam, Disperinnaker Kota Salatiga dikomandoi Agung Hendratmiko mengemas Gedung Dekranasda sebagai pusat pameran sekaligus edukasi dengan menawarkan pengalaman berbelanja yang unik dari berbagai produk khas daerah dan kerajinan, lokalan Salatiga.
Kekayaan alam dibalut kerajinan ekraf dari tangan-tangan profesional nan handal, tertata rapi di setiap sudut ruangan Gedung Dekranasda.
Kepala Disperinnaker, Agung Hendratmiko, menjelaskan bahwa peran strategis Dekranasda dalam pengembangan industri kerajinan di Kota Salatiga sangat penting.
"Gedung ini menjadi showroom, ruang pelatihan, pusat literasi, serta etalase berbagai produk kerajinan. Untuk saat ini, ada sekitar 23 produk kerajinan, mulai dari keramik, batik motif Salatiga, fashion, souvenir, hingga berbagai produk e-craf lainnya ada di Dekranasda Salatiga," imbuh.

Didampingi Kepala Bidang Perindustrian Rahmawati Utami ST, Agung Hendratmiko menyampaikan, sampai tahun 2025 ini bidang usaha di bidang ekraf di Salatiga sebanyak 65 merk.
Mengusung tema Jantung Hatiku
Sejauh Apapun Langkah Kakimu, Ibu Adalah Tempat Mu Kembali Ke Dekapannya, Gedung Dekranasda Salatiga buka dari pukul 09.00-15.00 WIB, dari Senin hingga Sabtu.
"Namun, rencananya kami akan menambah tenan dan saat ini dari Tim Bidang akan dilakukan kurasi secara bertahap. Kurasi bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, memastikan peserta tambahan untuk mengisi pameran di Gedung Dekranasda Salatiga. Yang pasti, diutamakan adalah yang berkelanjutan," imbuhnya.
Ia menambahkan, Tim kurasi nantinya melibatkan ahli Kurasi dari Kadin Provinsi dan saat ini sudah berjalan oleh Dinas Koperasi serta didukung tiga dinas lainnya yakni pariwisata, Perpustakaan dan Disnakertrans.
"Namun yang paling penting kami komitmen untuk memastikan Dekranasda menjalankan peran strategisnya," tandasnya.
Ketum Dekranasda Salatiga Soroti Tantangan Perajin
Sebelumnya, Ketua Dekranasda, Retno Robby Hernawan menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi para perajin.
Diantaranya, mulai dari akses permodalan, literasi digital, kapasitas produksi, kualitas SDM, hingga branding dan pemenuhan standar regulasi.
Untuk itu, ia meminta seluruh pengurus dan OPD terkait memperkuat pendampingan, pelatihan, pemasaran, serta membuka ruang promosi yang lebih luas.
Dalam satu kesempatan, Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp.OG, berharap besar kepada pengurus baru Dekranasda agar mampu membawa kerajinan Kota Salatiga naik kelas.
Ia mengingatkan, agar memperkuat branding kerajinan khas Salatiga, lakukan pendampingan berkelanjutan, dorong digitalisasi pemasaran, akselerasi kerja sama lintas sektor, serta perluas jejaring promosi hingga tingkat nasional dan internasional selaras dengan visi kita menuju Salatiga Mendunia
"Dekranasda tidak boleh hanya jadi tempat memajang produk. Gedung ini harus menjadi rumah kreativitas, tempat ide-ide lahir, inovasi tumbuh, dan para perajin naik kelas," ujar Wali Kota.
Robby menekankan bahwa keberlanjutan pengembangan kerajinan di Kota Salatiga tidak terlepas dari sinergi berbagai pihak yang selama ini terlibat dalam pengelolaan dan penguatan Dekranasda.
Ia sangat mengapresiasi seluruh OPD, para perajin, UMKM, serta pihak-pihak yang selama ini merawat dan menghidupkan gedung bersejarah ini.
"Dekranasda bukan hanya tempat memamerkan produk, tetapi juga ruang untuk melestarikan budaya, meningkatkan kualitas perajin, mengembangkan kewirausahaan, hingga membuka peluang pasar baru," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: