Semarang Borong 3 Penghargaan ProKlim 2025, Bukti Kota Semakin Tangguh Hadapi Perubahan Iklim
Kota Semarang kembali menorehkan prestasi nasional dengan meraih tiga penghargaan pada Anugerah Program Kampung Iklim (ProKlim) 2025. -Dok pemkot semarang-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.com – Kota SEMARANG kembali mencatat prestasi di tingkat nasional, pada Anugerah Program Kampung Iklim (ProKlim) 2025 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin 1 Desember 2025. Ibu kota Jawa Tengah tersebut berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus.
Tiga apresiasi itu terdiri atas Apresiasi Pembina ProKlim untuk Wali Kota Semarang, ProKlim Kategori Lestari untuk RW 08 Sambiroto, Kecamatan Tembalang, serta ProKlim Kategori Utama untuk RW 01 Mangunsari, Kecamatan Gunungpati.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyampaikan bahwa torehan ini menjadi bukti kuatnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan lingkungan daerah.
“Penghargaan ini lahir dari kerja bersama. Komitmen warga menjaga lingkungannya menjadi modal utama Kota Semarang dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” ujarnya.
Agustina juga menegaskan bahwa partisipasi aktif masyarakat telah menjadi fondasi utama yang menggerakkan berbagai inovasi lingkungan, sehingga mampu membawa Kota Semarang meraih pengakuan nasional.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq. Dalam sambutannya, Hanif menilai aktivitas komunitas dalam ProKlim berperan signifikan menekan emisi gas rumah kaca.
“Jika semua daerah mampu menggerakkan komunitas iklim seperti ini, Indonesia akan menjadi negara yang lebih siap dan bertanggung jawab dalam komitmen global pengurangan emisi,” katanya.
Hanif menambahkan bahwa adaptasi perubahan iklim memang tidak bisa dilakukan secara instan. Namun, langkah bertahap yang dilakukan masyarakat di tingkat lingkungan telah terbukti memberikan dampak nyata.
“Mereka yang hadir menerima penghargaan hari ini adalah contoh pemimpin yang dibutuhkan untuk memperkuat ketahanan iklim,” ujarnya.
Keberhasilan Kota Semarang tidak terlepas dari aksi konsisten komunitas, termasuk Kampung ProKlim RW 08 Sambiroto, yang menerapkan konservasi air melalui konsep Zero Delta Q, mengaktifkan bank sampah, memproduksi kerajinan daur ulang, hingga menerapkan pengelolaan sampah 3R.
Komitmen penguatan lingkungan juga tercermin dalam kebijakan anggaran Kota Semarang tahun 2026. Pemkot mengalokasikan Rp700 miliar untuk sektor ketahanan pangan dan lingkungan hidup, dengan Rp500 miliar di antaranya difokuskan pada peningkatan kualitas lingkungan, seperti pengendalian banjir, perbaikan drainase, pengelolaan sampah, serta peningkatan kualitas permukiman.
Melalui raihan ProKlim 2025 dan kebijakan lingkungan yang semakin progresif, Kota Semarang menegaskan langkahnya menuju kota yang lebih tangguh, lestari, dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
