CKG Tembus 428 Ribu Warga, Bukti Warga Semakin Peduli Kesehatan
WAWANCARA - Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni saat diwawancara sejumlah awak media.Foto:Yeri Noveli/diswayjateng.id --
SLAWI, diswayjateng.id – Langkah Pemerintah Kabupaten Tegal dalam menggenjot program Cek Kesehatan Gratis (CKG) berbuah manis. Hingga 25 Oktober 2025, tercatat sudah 428.734 orang menerima layanan CKG dari total sasaran 1.203.714 orang. Artinya, capaian CKG di Kabupaten Tegal sudah menyentuh 35,62 persen. Nyaris menembus target nasional dalam RPJMN sebesar 36 persen, dan mendekati target Provinsi Jawa Tengah yang dipatok 40 persen.
Program CKG ini menjadi inovasi yang mendapat apresiasi luas karena menyasar komunitas tempat kerja. Mulai dari kantor pemerintahan, pabrik, pasar, hingga bandara dan stasiun. Konsepnya sederhana tapi berdampak besar. Memudahkan para pekerja untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, dr. Ruszaeni, menjelaskan bahwa CKG merupakan bagian dari tiga program utama yang diamanatkan Kementerian Kesehatan dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), bersama pembangunan rumah sakit lengkap di seluruh kabupaten dan percepatan penurunan kasus tuberkulosis sebesar 50 persen dalam lima tahun.
"Cek Kesehatan Gratis dilaksanakan dengan pendekatan siklus hidup, dari bayi baru lahir hingga lansia. Fokusnya pada upaya promotif dan preventif yang holistik serta terintegrasi. Tujuannya jelas, agar masyarakat bisa mendeteksi risiko penyakit lebih dini dan menjaga kualitas hidupnya,” ujar Ruszaeni.
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Gelar Cek Kesehatan Gratis di RS Mitra Siaga Tarub
BACA JUGA:Cek Kesehatan Gratis di Kabupaten Pemalang Banyak Diminati Masyarakat
Melalui CKG, masyarakat bisa mengetahui potensi risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, stroke, jantung, kanker, hingga gangguan ginjal. Berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dan BPJS Kesehatan tahun 2021, penyakit-penyakit tersebut menjadi penyebab kematian dan pembiayaan kesehatan tertinggi di Indonesia.
Faktor risiko yang paling banyak ditemukan di lapangan antara lain tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, serta polusi udara.
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 juga menunjukkan bahwa 59,1% penyebab disabilitas pada usia produktif disebabkan oleh penyakit yang didapat, dan lebih dari separuhnya adalah penyakit tidak menular.
“Artinya, kita bisa cegah sebagian besar penyakit itu lewat pemeriksaan rutin. CKG hadir sebagai pintu masuk bagi masyarakat agar lebih sadar pentingnya menjaga tubuh sebelum sakit,” tambah Ruszaeni.
BACA JUGA:Gercep Cegah Penyakit! Dinkes Kabupaten Tegal Gelar CKG di Pabrik Garmen Tarub
Di sisi lain, data nasional masih menunjukkan tantangan besar. Hanya 39,87% penduduk Indonesia yang sudah melakukan skrining penyakit tidak menular. Bahkan, lebih dari 60% warga belum pernah memeriksa kadar gula darah maupun kolesterol.
Melalui capaian CKG yang terus meningkat, Kabupaten Tegal menunjukkan komitmen kuat dalam memperluas akses layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan gratis. Program ini juga menjadi bukti nyata bahwa masyarakat mulai bergeser dari pola pikir “berobat saat sakit” menuju “periksa sebelum terlambat.”
“CKG bukan sekadar pemeriksaan, tapi gerakan hidup sehat. Targetnya bukan hanya angka, tapi perubahan budaya masyarakat,” pungkas dr. Ruszaeni.
Dengan capaian yang nyaris menyamai target nasional, Kabupaten Tegal kini menjadi salah satu daerah paling progresif di Jawa Tengah dalam mendorong kesadaran kesehatan berbasis komunitas. (adv)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: