Ia menekankan filosofi ekologis pembangunan industri hijau di Batang.
Ngurah juga menyebut bahwa kebijakan Bupati terkait kewajiban menanam satu pohon bagi setiap pembangunan industri memberi motivasi kuat bagi pengelola kawasan untuk menjaga keseimbangan ekologi.
“Batang terbuka untuk semua dinamika ESG karena ini yang kita wariskan bagi generasi kita,” lanjutnya.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, Emmy Suryandari mengapresiasi penyelenggaraan ICS Award sebagai bukti nyata bahwa transformasi industri hijau sangat mungkin diwujudkan melalui kolaborasi.
“Transformasi industri existing menjadi lebih hijau ternyata bisa dilakukan dengan kolaborasi,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa Kementerian Perindustrian telah menetapkan standar green-waste hijau dan sedang menyiapkan lembaga pembiayaan untuk industri yang ingin berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan.
Ketua ACEXI, Lastyo Kuntoaji Lukito menambahkan bahwa perubahan iklim dan pengelolaan karbon merupakan bagian utama dalam keberlanjutan industri modern.
“Ini kolaborasi luar biasa dan sangat tepat diadakan di Batang,” ujarnya,
Acexi terhadap konsep Clean Industrial City yang tengah digaungkan daerah.
Ia menekankan bahwa asosiasi ahli emisi karbon ingin menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju transformasi industri berkelanjutan di tingkat nasional.
Penyelenggaraan Indonesia Corporate Sustainability Award 2025 dengan sorotan kuat pada Batang menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan lagi sekadar jargon, melainkan komitmen praktis yang terus dibangun melalui regulasi, kolaborasi, dan inovasi industri.