
SLAWI, diswayjateng .id - Roadshow Keroncong Svaranusa Tahun 2025 yang diselenggarakan di Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa), Kabupaten Tegal, dimeriahkan dengan penampilan sejumlah Grup Orkes Keroncong.
Salah satu Grup Orkes Keroncong yang tampil mempesona dan berhasil memikat hati penonton melalui lagu-lagunya adalah Gita Puspita, yang berasal dari Kabupaten Tegal.
Sebanyak delapan lagu dibawakan Grup Orkes Keroncong Gita Puspita malam itu. Tidak hanya penonton, alunan musik keroncong yang disuguhkan mereka juga sukses menghipnotis Bupati Tegal Ischak Maulana Rochman dan Wakil Bupati Tegal Akhmad Kholid yang hadir. Bupati bahkan sempat bernyanyi bersama membawakan lagu Bento yang dipopulerkan oleh Iwan Fals.
Gita Puspita terlahir dari perjuangan cukup panjang. Penggagasnya adalah Mujiarti dan Slamet Dwi Haryanto, dua alumni Jurusan Seni Musik Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang dulunya dikenal sebagai Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang.
BACA JUGA:Roadshow Keroncong Svaranusa 2025 Perdana di Trasa Slawi Meriah
Sekitar dua belas tahun lalu, Mujiarti dan Slamet, meskipun berbeda angkatan, tapi memiliki visi yang sama untuk membentuk Grup Orkes Keroncong ini.
Nama Gita Puspita pun dipilih bukan tanpa alasan. “Puspita diambil dari nama Kelly Puspita, guru kami,” tutur Mujiarti.
Kelly Puspita adalah musikus yang dikenal sebagai pencipta lagu Keroncong Tanah Airku. Puspita juga dapat berarti bunga atau kembang, sedangkan Gita bermakna nyanyian atau lagu. ”Jadi, kami ini murid Pak Kelly yang ingin mengembangkan musik keroncong di Kabupaten Tegal,” jelas Mujiarti.
Dengan alat yang seadanya, Gita Puspita mulai menjalani latihan rutin. Awalnya, Grup Orkes Keroncong ini memiliki tujuh personel dan terus berkembang dengan merekrut alumni-alumni Jurusan Seni Musik Unnes.
Gita Puspita juga diisi oleh seniman, praktisi, dan profesional lokal yang bergelut di musik keroncong. “Kebanyakan, merupakan anak-anak muda, dan berprofesi sebagai guru,” sebut Mujiarti.
Menurut Mujiarti, Gita Puspita untuk kali pertama mengadakan konser pada 2016 di Trasa, dan mendapat dukungan dari Bupati Tegal kala itu, almarhum Enthus Susmono, untuk melakukan konser secara rutin.
Saat dunia dan Indonesia dilanda Pandemi Covid-19, Gita Puspita otomatis mandeg karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat. Grup Orkes Keroncong ini juga mengalami masa-masa personelnya yang anak-anak muda, berpencar membuat grup band.
Gita Puspita lalu berinovasi dengan memadukan alat musik etnik serta beralih membawakan lagu-lagu anak muda. “Mereka yang berpencar akhirnya kembali ke rumah sampai sekarang. Kami membawakan all genre,” ungkap Mujiarti.
Hingga kini, Gita Puspita kerap tampil mengisi berbagai acara, mulai dari yang diselenggarakan pemerintah maupun non-pemerintah, termasuk acara pernikahan.
Kehadiran Gita Puspita yang memiliki personel mayoritas anak-anak muda menepis anggapan bahwa musik keroncong hanya disukai atau milik orang tua.