
SEMARANG, diswayjateng.id – Sebanyak lima sekolah dasar dan madrasah di Kota Semarang berhasil menyelesaikan pendampingan dalam program OASIS Schoolyards Semarang yang berfokus pada peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim serta transformasi ruang terbuka sekolah menjadi area hijau multifungsi.
Program ini menjadi contoh sukses penerapan pendidikan perubahan iklim di sekolah yang terintegrasi dengan kebijakan nasional dan inisiatif internasional.
Ananto Kusuma Seta, Koordinator Nasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO mengatakan, tantangan global terbesar adalah perubahan iklim bukan peperangan.
"UNESCO telah menegaskan bahwa tantangan global terbesar adalah perubahan iklim, bukan peperangan. Maka, pendidikan iklim harus menjadi prioritas utama, terutama karena 73 persen sekolah di Indonesia berada di kawasan rawan banjir," jelasnya, Kamis 12 Juni 2025.
BACA JUGA:Gelar Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Diluncurkan sejak September 2024, program ini merupakan kolaborasi antara PT Global Dairi Alami (MilkLife), Resilient Cities Network (R-Cities), dan Pemerintah Kota Semarang.
Sekolah yang didampingi meliputi MI Darul Ulum, MI Mirfa’ul Ulum, SDN Gebangsari 01, SDN Kaligawe, dan SD Marsudirini Gedangan.
Selama sembilan bulan pendampingan, program ini melibatkan pelatihan guru, pengembangan kurikulum lingkungan hidup, hingga desain ulang halaman sekolah menjadi taman hijau edukatif. Area ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berfungsi sebagai tempat bermain, belajar, dan membangun kesadaran iklim sejak dini.
Program OASIS Schoolyards Semarang menjadi inisiatif strategis dalam membentuk sekolah ramah iklim yang mampu menghadapi risiko banjir rob dan gelombang panas, sekaligus menumbuhkan budaya cinta lingkungan di kalangan pelajar dan komunitas sekolah.
"Melalui program ini, sekolah sebagai rumah kedua anak menjadi laboratorium hidup pendidikan berkelanjutan yang akan menyebar ke masyarakat. Kota Semarang telah berinvestasi untuk masa depan," imbuh Ananto.
Capaian lima sekolah tersebut dipresentasikan dalam acara Penutupan & Showcase OASIS Schoolyards Semarang di Balai Kota, dihadiri oleh lebih dari 90 pendidik, perwakilan instansi daerah, dan pegiat pendidikan serta lingkungan.
Kepala Hubungan Kemitraan Regional Asia-Pasifik R-Cities Nini Purwajati, menekankan pentingnya integrasi pendekatan global dan lokal dalam membangun ketahanan iklim berbasis komunitas.