SLAWI, diswayjateng.id - Inovasi tiada henti terus dilakukan dalang wayang golek di Kabupaten Tegal. Muaranya tak lain agar kesenian wayang, khususnya golek tetap diminati generasi muda.
Hal ini seperti yang dilakukan Ki Anom Sadewa yang menciptakan inovasi wayang golek gamelan kerocong. Dia mulai berkiprah di jagad pewayangan terhitung sejak tahun 2009. "Terkait terobosan inovasi yang saya lakukan saat ini terinspirasi untuk mengawinkan musik-musik Jawa dengan genre musik keroncong dalam pertunjukan wayang golek," ujarya,Jumat (31/1/2025).
Kebetulan, inovasi atau gebrakan baru ini belum pernah ditemui di jagad pewayangan ytang ada di Jawa Tengah.
Dengan gebrakan inovasi ini, dia berharap wayang golek semakin diminati oleh berbagai kalangan termasuk generasi muda saat inilah.
BACA JUGA:Kenalkan Capres Prabowo-Gibran melalui Wayang Golek oleh Ki Walet Tegal
BACA JUGA:Ciri Wayang Kulit Gagrak Yogyakarta dan Makna Budayanya
Pria yang sempat menuntaskan pendidikan seni pewayangan di bangku kulah ISI Surakarta tersebut. Menuruni bakat mendalang dari mbah buyutnya yang juga berprofesi sebagai dalang.
Putra pasangan Ki Suratno yang juga dalang wayang golek cepak Tegal dyam Sumari ini dalam kesehariannya berkecimpung sebagai pelatih gamelan, macapat, membuat lagu, membuat iringan tari dan iringan wayang.
Selebihnya, menjadi tukang kendang wayang dan keroncong. "Istilah lainnya komposer gamelan," tutur sulung tiga bersaudara ini.
Dia pun tidak mematok tarif tinggi dalam setiap penampilannya. Dimana dia menggunakan 3 jenis harga. Untuk paket 1 minimal Rp5 juta, paket minimalis Rp4 hingga Rp5 juta, paket 2 standar minimal Rp6 hingga Rp9 juta tergantung permintaan julah personel, dan paket 3 wayang full sampai pagi di kiaran Rp10 hingga Rp15 juta.
BACA JUGA:DPRD Kabupaten Pemalang Peringati Hari Wayang Nasional dan Tasyakuran Pelantikan
BACA JUGA:Sosialisasikan Pilkada 2024 Damai, KPU Batang Gelar Wayang Kulit Semar Bangun Kayangan
"Kami berupaya melestarikan kesenian wayang golek ini di berbagai momen. Baik hajatan, ulang tahun, resepsi perniahan, puputan, seekah bumi hingga sosialisasi dan peresmian gedung," ungkapnya.