“Melalui kegiatan ini, perempuan tidak hanya diajak berkreasi, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat. Bahkan, lomba seperti ini juga efektif untuk mempromosikan produk lokal,” jelas Reni.
Pada lomba fashion show, peserta tampil memukau dengan busana kebaya sederhana namun tetap elegan.
Sementara itu, lomba kudapan berbahan singkong menantang kreativitas peserta untuk mengolah makanan sehat dengan anggaran maksimal Rp20 ribu per tim.
Salah satu peserta lomba kudapan dari Kelurahan Podosugih, Prinauler, mengaku bangga bisa ikut meramaikan acara ini.
Ia bersama timnya mengolah singkong menjadi schotel singkong, sebuah kudapan inovatif yang menggugah selera.
“Kami mencoba mengganti makaroni dengan singkong yang kaya akan karbohidrat, sehingga menghasilkan makanan bergizi dan murah. Meski ingin menang, yang utama adalah kebersamaan dan silaturahmi antar-ibu dalam peringatan Hari Ibu ini,” ungkap Prinauler.
Tidak ketinggalan, lomba merias wajah tanpa kaca juga menjadi sorotan.
Banyak peserta yang menunjukkan keberanian dan kreativitasnya, meskipun tanpa bantuan cermin.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat peran perempuan dalam mendukung kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
M. Natsir berharap, melalui peringatan Hari Ibu ini, peran perempuan di Kecamatan Pekalongan Barat semakin terlihat.
Menurutnya, ibu-ibu hebat yang hadir dalam kegiatan ini adalah inspirasi untuk terus berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Semoga acara ini memotivasi perempuan untuk aktif di berbagai organisasi dan menjadi motor penggerak swadaya masyarakat di lingkungan masing-masing,” katanya.