Keberhasilan Pemkab Batang dalam menurunkan angka stunting juga mendapat apresiasi tinggi. Dari 14,14% pada 2021, kini angka stunting turun menjadi 7,79% pada 2024.
Program inovatif seperti D'Basinem (Desa Binaan ASI Thok Nem Wulan), Bapak Asuh Anak Stunting, dan GEMATI (Gerakan Makan Telur Setiap Hari) menjadi motor penggerak utama.
"Kami mengintervensi langsung melalui dana desa dan kemitraan dengan dunia usaha. Ini adalah upaya kolektif yang melibatkan semua pihak," ujar Lani penuh semangat.
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Batang berhasil ditekan dari 6,64% pada 2022 menjadi 5,67% pada 2024. Salah satu pendorong utama adalah beroperasinya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
"Pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja menjadi prioritas kami," ungkap Lani.
Selain itu, penyerapan tenaga kerja mencapai 5.310 orang hingga Oktober 2024, didukung oleh investasi perusahaan padat karya seperti PT Yih Quan Footwear Indonesia.
Dalam menurunkan angka kemiskinan, strategi berbasis data terpadu dan program GerBek Pasar (Gerakan Bersama Keluarga Tepat Sasaran) menjadi kunci keberhasilan.
"Kami memastikan bantuan sosial benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak langsung," tambah Lani.
Sementara itu, penyerapan anggaran yang efisien menjadi landasan utama realisasi program prioritas. Fasilitasi bantuan operasional keluarga berencana (BOKB) dan penguatan dana desa menjadi fokus utama.
Lani menutup evaluasi dengan menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Batang.
"Kami akan melanjutkan program terarah dan kolaboratif untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan," pungkasnya.