SLAWI, jateng.disway.id – Nelayan tradisional di Desa Suradadi, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal yang menyandarkan perahunya di muara Sungai Cenang. Mengeluhkan pendangkalan yang terjadi selama hampir lima tahun terakhir.
Nelayan harus menunda keberangkatan hingga air laut pasang karena berisiko kandas saat melewati alur sungai yang dangkal dengan kedalaman terendah kurang dari 20 sentimeter.
Hal ini terungkap saat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto meninjau lokasi dan berdialog dengan nelayan.
Sedimentasi yang terjadi di muara ini semakin memprihatinkan sejak breakwater atau bangunan pemecah gelombang di sisi barat yang sejajar dengan sungai terputus dan mengalami kerusakan parah.
BACA JUGA:Muara Sungai Cenang Suradadi Dangkal, DPRD Kabupaten Tegal Minta segera Dinormalisasi
Akibatnya gelombang laut dengan mudah masuk ke mulut sungai dan membawa pasir.
Setiap pulang melaut, puluhan perahu nelayan terpaksa harus menunggu giliran saat hendak melewati aliran Sungai Cenang untuk bersandar di kawasan TPI Suradadi yang berjarak 200-300 meter dari bibir muara.
“Sangat miris melihat kawan-kawan nelayan ini, mereka harus mendorong perahunya satu per satu bergiliran dari bibir muara sampai ke TPI untuk menyandarkan perahunya. Selain melelahkan, waktu yang dihabiskannya untuk bersandar bisa tiga sampai empat jam,” kata Joko.
Ihwal masalah ini, pihaknya akan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah selaku institusi yang berwenang agar segera dilakukan pengerukan atau normalisasi sungai.
BACA JUGA:Dua Muara Sungai di Pantura Kabupaten Tegal Dangkal
Selain normalisasi, perbaikan breakwater di kedua sisi muara juga diusulkan mengingat usianya sudah mencapai 15 tahun sejak awal dibangun.
Breakwater ini untuk pemecah gelombang. Sehingga perahu nelayan dapat berlabuh di kawasan TPI Suradadi. Dan juga untuk meminimalisir terjadinya sedimentasi.
Pendangkalan sungai yang sudah terjadi sejak lima tahun lalu dibenarkan Dedy Susanto, nelayan asal Desa Suradadi.
Menurutnya, sejak lima bulan terakhir kondisinya memang semakin buruk. Diharapkan pemerintah bisa segera merespon kondisi yang merugikan nelayan ini dengan melakukan normalisasi sungai dan perbaikan breakwater.
“Tolong, kasih kami solusi. Sehingga kami bisa beraktivitas dengan lancar,” tegasnya.