SRAGEN, jateng.disway.id – Masa depan klub sepak bola kebanggaan warga Sragen, Sragen United, masih menjadi tanda tanya besar. Gagal lolos Liga 3 zona Jawa Tengah musim lalu, para suporter Laskar Gajah Purba ini menantikan kepastian mengenai kelanjutan tim kesayangan mereka. Namun keputusan ada di tangan pemilik klub.
Manajer Sragen United, Pujono Elli Bayu Efendi mengungkapkan bahwa saat ini semua aktivitas klub tengah vakum. Hal ini dikarenakan pemilik klub, Juliyatmono, yang juga seorang politikus Partai Golkar, tengah fokus pada tanggung jawab barunya sebagai anggota DPR RI.
"Saya belum berani menanyakan secara langsung mengenai kelanjutan Sragen United, Namun, saya akan segera mengkonfirmasi hal ini mengingat besarnya antusiasme warga Sragen," ujar Bayu.
Dia menegaskan Keputusan ikut lagi kompetisi liga 3 atau tidak di Tangan Pemilik. Dia menegaskan nasib Sragen United kini sepenuhnya berada di tangan Juliyatmono sebagai pemilik klub. Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan eksistensi Sragen United akan sangat bergantung pada pertimbangan pemilik.
Bayu menilai Sejumlah faktor mungkin akan mempengaruhi keputusan akhir Juliyatmono, seperti Prioritas kerja, dengan tanggung jawab baru sebagai anggota DPR RI, Juliyatmono mungkin perlu mempertimbangkan kembali prioritas dan alokasi sumber daya. Kemudian Dukungan Finansial lantaran Kelanjutan Sragen United membutuhkan dukungan finansial yang cukup besar.
Dia menegaskan potensi Sragen United untuk berkembang dan meraih prestasi lebih baik di masa depan. Karena Klub ini tidak hanya menjadi wadah bagi para atlet berbakat asal Sragen, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat.
Bayu juga berharap agar Sragen United nantinya dapat menggunakan Stadion Taruna sebagai kandang. Hal ini tentu akan semakin meningkatkan animo penonton dan memberikan atmosfer pertandingan yang lebih meriah.
”Tahun lalu kita tidak bisa menggunakan stadion Taruna. Padahal ada anak-anak sragen punya bakat dan prestasi. Tapi ada pemimpin yang menghalau, tidak memperbolehkan stadion dipakai. Padahal ini untuk kepentingan rakyat Sragen,” tuturnya.