Risiko Gestun Limit Paylater, Jangan Lakukan Jika Tidak Ingin Terjadi

Jumat 26-07-2024,16:11 WIB
Reporter : Asyifa Suryani
Editor : Laela Nurchayati

DISWAYJATENG - Di era digital saat ini, masyarakat semakin familiar dengan berbagai metode transaksi keuangan yang menawarkan kemudahan dan kecepatan. Termasuk fenomena gestun atau gesek tunai. Penting untuk memahami risiko gestun limit paylater yang bisa terjadu pada diri Anda.

Gestun, singkatan dari "gesek tunai", adalah transaksi di mana seseorang seolah-olah membeli barang atau jasa, tetapi sebenarnya menerima uang tunai dengan membayar sejumlah fee. Praktik ini berbeda dengan penarikan tunai resmi melalui ATM. Namun, banyak risiko gestun limit paylater yang mungkin bisa terjadi, salah satunya adalah tindakan penipuan.

Saat ini, banyak penyedia jasa gestun menawarkan pencairan limit PayLater, memungkinkan pemilik PayLater untuk mendapatkan uang tunai meskipun tidak memiliki saldo di rekening tabungan mereka. Meski terlihat menggiurkan, risiko gestun limit paylater ini perlu diwaspadai dengan sikap hati-hati.

Di bawah ini akan dijelaskan risiko gestun limit paylater yang sering terjadi, simak sampai selesai agar mendapatkan informasi terbaru.

BACA JUGA:5 Alternatif Paylater dengan Bunga Rendah, Salah Satunya bisa Kamu Pertimbangkan

1. Ilegalitas

Bank Indonesia secara resmi melarang praktik gestun karena bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/11/PBI/2009 yang telah diubah dengan PBI No.14/2/2012 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Praktik ini dianggap berpotensi meningkatkan risiko kredit macet dan dapat dikenakan sanksi oleh pihak berwenang.

2. Risiko Pencucian Uang dan Pencurian Data

Risiko gestun limit paylater adalah penggelapan uang. Gestun dapat dimanfaatkan untuk praktik pencucian uang karena mengubah fungsi PayLater dari alat pembayaran menjadi alat berutang. Selain itu, maraknya jasa gestun melalui media sosial membuka peluang untuk penipuan dan pencurian data pribadi.

3. Potensi Kerugian Finansial

Penggunaan jasa gestun dapat mengakibatkan tagihan yang membengkak, terutama jika pengguna hanya mampu melakukan pembayaran minimum. Hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius dalam jangka panjang.

BACA JUGA:Jangan Samakan, Inilah Perbedaan Pinjol dan Paylater yang Wajib Kamu Pahami

4. Dampak pada Skor Kredit

Jika pengguna tidak mampu membayar tagihan yang membengkak, hal ini dapat mengakibatkan kredit macet. Konsekuensinya, skor kredit pengguna bisa memburuk, bahkan bisa masuk dalam daftar hitam regulasi atau tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Hal ini dapat mempersulit pengajuan pinjaman atau kredit di masa depan. Risiko gestun limit paylater yang satu ini tentu merugikan pengguna.

BACA JUGA:Tips Memilih Paylater yang Aman

5. Risiko Penipuan

Nah, risiko gesek tunai paylater yang sangat meresahkan adalah tingginya angka penipuan. Maraknya jasa gestun online, terutama melalui platform media sosial, meningkatkan risiko penipuan. Penyedia jasa bisa menghilang setelah melakukan transaksi, meninggalkan pengguna dengan kewajiban membayar untuk produk atau jasa yang sebenarnya tidak mereka terima.

Meski bahaya gestun sudah jelas, banyak orang masih tergoda untuk menggunakannya, terutama ketika dihadapkan dengan tawaran promo menarik, cashback, atau kredit instan tanpa limit. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan dan memahami risiko yang terkait dengan praktik semacam ini.

Sebagai alternatif yang lebih aman, masyarakat disarankan untuk menggunakan layanan keuangan resmi yang diawasi oleh otoritas keuangan. Ini termasuk menggunakan kartu kredit atau pinjaman pribadi dari lembaga keuangan terpercaya, yang menawarkan transparansi dalam hal biaya dan bunga.

Penting juga untuk mengelola keuangan pribadi dengan bijak, termasuk membuat anggaran, menabung untuk keadaan darurat, dan menghindari utang yang tidak perlu. Jika menghadapi kesulitan keuangan, lebih baik mencari nasihat dari profesional keuangan atau lembaga konseling keuangan daripada mengambil risiko dengan praktik seperti gestun.

Dalam konteks yang lebih luas, fenomena gestun menunjukkan perlunya regulasi yang lebih ketat dan edukasi yang lebih luas tentang produk keuangan digital. Pemerintah dan lembaga keuangan perlu bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko gestun limit paylater dan manfaat berbagai produk keuangan, serta memperkuat perlindungan konsumen di era digital.(*)

Kategori :