DISWAYJATENG - Terdapat sebuah tradisi unik masyarakat Kebumen yang telah berlangsung sejak zaman leluhur. Tradisi itu adalah jabelan atau sedekah sawah, ini dipersiapkan dengan sangat khidmat oleh warga sekitar dan dipimpin oleh Angelin selaku sesepuh desa.
Jabelan , tradisi unik masyarakat Kebumen ini merupakan bentuk ungkapan syukur atas hasil panen padi yang berlimpah dan melambangkan kerukunan serta gotong-royong masyarakat desa.
Tradisi unik masyarakat Kebumen dalam acara jabelan ini, setiap sajian yang disajikan memiliki makna simbolik tersendiri yang mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi hidup masyarakat desa.
Sajian-sajian ini menjadi bagian penting dari tradisi unik masyarakat Kebumen yang telah berlangsung secara turun-temurun dan dilestarikan dengan penuh kehati-hatian. Berikut adalah penjelasan lengkap tradisi Jabelan:
BACA JUGA:10 Fakta Menarik Kampung Suku Adat Jawa Kuno, Salah Satunya Tradisi Unik Masyarakat di Banyumas
1. Acara Jabelan yang Sakral
Acara jabelan dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa. Doa ini dipanjatkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil panen yang diperoleh. Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan pembukaan kelapa muda secara simbolis, yang melambangkan bahwa masa panen telah tiba dan buah-buahan telah matang siap dipetik.
2. Prosesi Pembukaan Kelapa Muda dan Pemetikan Padi
Dalam prosesi pembukaan kelapa muda, dilakukan secara khidmat dengan mengikuti tata cara yang telah diwariskan dari leluhur. Pembukaan kelapa muda ini dilakukan dengan menggunakan alat tradisional dan diiringi dengan mantra-mantra khas desa.
Selain itu, terdapat pula prosesi simbolis pemetikan padi sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai simbol kelimpahan rejeki yang diperoleh masyarakat desa.
BACA JUGA:Keunikan Tradisi Masyarakat di Cilacap Pesisir Laut, Berikut 9 Fakta Menarik Tentang Sedekah Laut
3. Tradisi Turun-Temurun dari Nenek Moyang
Jabelan merupakan tradisi yang telah dilestarikan secara turun-temurun oleh nenek moyang masyarakat desa ini. Tradisi ini mengandung nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang telah menjadi pegangan hidup warga desa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Masyarakat desa meyakini bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, mereka akan selalu mendapatkan hasil panen yang melimpah dan terhindar dari segala mara bahaya.
4. Rutinitas Pelaksanaan Jabelan dan Hasil Panen yang Melimpah
Desa tempat tradisi jabelan ini dilaksanakan memang rutin melaksanakannya setiap musim panen tiba. Hal ini sejalan dengan keyakinan mereka bahwa tradisi ini membawa berkah sehingga hasil panen selalu melimpah dan mencukupi kebutuhan hidup seluruh warga desa. Bahkan, tak jarang surplus hasil panen dijual ke pasar-pasar terdekat untuk menambah penghasilan warga.
BACA JUGA:Tradisi Sinoman Masyarakat Jawa, Intip Berikut Ini Keunikan dan Ciri Khasnya
5. Makan Bersama sebagai Perekat Silaturahmi
Setelah rangkaian prosesi jabelan selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama yang diikuti oleh seluruh warga desa. Momen ini menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga desa sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan hasil panen yang diperoleh. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan sangat terasa kental dalam momen makan bersama ini.
6. Makna Mendalam di Balik Tradisi Jabelan
Tradisi jabelan tidak hanya sekadar acara syukuran panen, tetapi juga memiliki makna yang lebih mendalam. Tradisi ini mencerminkan semangat gotong-royong, memperekat tali silaturahmi, serta penghormatan terhadap alam dan hasil buminya. Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan tentang pentingnya hidup sederhana, bersyukur, dan selalu menghargai anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta.
7. Semangat Gotong-Royong di Tengah Panas Terik
Meskipun acara jabelan diselenggarakan di bawah terik matahari yang menyengat, semangat gotong-royong warga tetap tinggi. Mereka bahu-membahu demi terselenggaranya acara dengan lancar dan hasil panen yang maksimal. Tidak ada yang mengeluh atau merasa terbebani, justru sebaliknya, mereka merasa bahagia dan bersyukur dapat melaksanakan tradisi leluhur ini.
8. Pelestarian Tradisi sebagai Warisan Budaya
Tradisi jabelan yang masih dilestarikan hingga saat ini merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat desa. Melalui tradisi ini, nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, gotong-royong, penghormatan terhadap alam, dan kebersamaan dapat terus dilestarikan secara turun-temurun. Generasi muda pun turut dilibatkan dalam pelaksanaan tradisi ini agar mereka dapat memahami dan meneruskan warisan budaya leluhur mereka.
9. Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Alam
Selain mengandung nilai-nilai luhur, tradisi jabelan juga mengajarkan kepada masyarakat desa untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan dan alam sekitar.
Mereka percaya bahwa dengan melestarikan alam, maka alam akan memberikan berkah berupa hasil panen yang melimpah. Oleh karena itu, mereka sangat menjaga keseimbangan ekosistem di desa mereka dan mengolah lahan pertanian secara ramah lingkungan.
10. Menarik Minat Wisatawan
Keunikan tradisi jabelan yang masih dilestarikan hingga saat ini tidak hanya menjadi warisan budaya yang berharga, tetapi juga menarik minat wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut.
Bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana pedesaan yang masih kental dengan tradisi dan budaya lokal, desa ini menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Mereka dapat menyaksikan langsung prosesi unik jabelan dan merasakan kehidupan masyarakat desa yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal.
Tradisi unik masyarakat Kebumen ini tidak hanya menjadi sarana untuk mengungkapkan rasa syukur, tetapi juga sebagai media untuk memperkuat tali persaudaraan, menjaga kelestarian alam, dan melestarikan nilai-nilai luhur warisan leluhur (*)