Pada Bulan Maulid, sebagian keluarga keturunan Amangkurat I merawat benda-benda peninggalan Sunan Tegalwangi.
Salah satu tempat yang menjadi penyimpanan peninggalan islami Sunan Tegalwangi
yaitu sebuah langgar di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.
Kalisalak menjadi salah satu rute perjalanan Sunan Amangkurat Tegalarum
menjelang wafatnya (Supriyadi, 2000, Jurnal Humaniora No.1 halaman 127).
BACA JUGA:Perlu anda Ketahui Adakah Hubungannya Gunung Gajah dengan Patih Gajahmada
Peninggalan dari Sunan Tegalwangi
Dan uniknya, di antara peninggalan yang bernilai islami di Kalisalak merupakan adanya naskah bertuliskan lafaz Allah
dan alat perkusi rebana kuno. Lafaz Allah itu tertulis di atas daun lontar, sedangkan bentuk alat perkusi rebana
yaitu sama dengan alat musik 'terbang' yang dikenal saat ini (Cahya dkk, 2015, Jimat Kalisalak, Fakultas Psikologi UMP, Purwokerto).
Lafaz Allah dalam huruf arab yang tertulis pada naskah kuno sebagai peninggalan Amangkurat mencerminkan tauhid.
Tauhid yang mencerminkan keimanan kepada Allah rupanya dipegang kuat oleh Sunan Tegalwangi.
Tidak hanya dalam naskah lontar, refleksi tauhid Beliau terapkan bersama pengikutnya dengan bukti adanya peninggalan
berupa Masjid Pekuncen Tegal Arum di Kabupaten Tegal dan beberapa masjid lainnya di wilayah eks Karasidenan Banyumas sebagai sarana dakwah.
Sunan Tegalwangi juga melestarikan nilai-nilai tauhid ini melalui berbagai cara,
termasuk ketika menjaga tradisi agar tawanan Belanda di pusat kerajaan Mataram masuk Islam dan berperilaku islami.