DISWAYJATENG.ID - Masyarakat tentunya sudah tak asing lagi dengan adanya Gunung Merapi yang telah sering menghiasi berbagai pemberitaan.
Pasalnya Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang tercatat menjadi salah satu yang paling aktif di dunia.
Dalam kurun waktu terakhir, tercatat bahwa Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dalam beberapa waktu yang lalu.
Secara geografis letak Gunung Merapi terdapat pada 4 kabupaten yaitu di Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan juga Klaten.
Gunung yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini menjadi salah satu destinasi pendakian favorit bagi para pencinta alam. Gunung setinggi 2.930 Mdpl ini ternyata juga menyimpan berbagai mitos yang beredar di kalangan masyarakat setempat.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut 5 mitos yang ada pada gunung merapi
1. Pasar Bubrah
Pasar Bubrah merupakan satu dari mitos yang kerap muncul ketika Gunung Merapi menyemburkan awan panas. Pasar Bubrah merupakan sebutan untuk pasar gaib yang dipercaya berada di sekitar kawah Merapi.
Lokasi Pasar Bubrah memiliki tanah yang landai dan berbatu, sehingga menjadi tempat favorit bagi para pendaki gunung untuk sekedar beristirahat atau bahkan bermalam.
Warga sekitar dan pendaki yang pernah bermalam di sana menyebut, lokasi punggung bukit yang tadinya sepi mendadak ramai pada malam hari layaknya pasar gaib. Semenjak itu, mitos tentang Pasar Bubrah ramai dibicarakan.
2. Awan panas tak pernah capai Solo
Solo dan Yogyakarta merupakan dua wilayah di Jawa Tengah dengan status Keraton diakui pemerintah. Ada banyak mitos yang berkaitan dengan ini, termasuk tentang erupsi Merapi
Sebuah mitos menyebut bahwa awan panas erupsi Merapi tak akan pernah mencapai Solo. Faktanya, Yogyakarta dan Magelang selalu menjadi daerah yang berdampak setiap kali Gunung Merapi memuntahkan 'Wedhus Gembel'.
Tapi ternyata, ada penjelasan ilmiah di balik fenomena ini. Posisi dinding kawah Merapi yang mengarah ke Klaten, Boyolali, dan Kota Solo cukup kuat sehingga tidak mudah jebol.
3. Misteri keraton di puncak Merapi
Mitos lain yang berkembang di masyarakat sekitar Merapi adalah adanya keraton ghaib yang berdiri di puncak Merapi. Kerajaan gaib ini diyakini sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram namun dihuni dan dikendalikan oleh bangsa jin.
Pada masa lalu, Keraton Merapi dikenal memiliki hubungan yang dekat dan erat dengan Keraton Mataram. Keraton Merapi bahkan dipercaya pernah membantu pasukan Kerajaan Mataram untuk memenangkan perang dengan meletuskan Gunung Merapi.
Sama seperti keraton pada umumnya, Keraton Merapi juga diyakini memiliki sejumlah tokoh yang namanya cukup terkenal bagi penduduk di sekitar Merapi.
Tokoh-tokoh tersebut memiliki tugas masing-masing yang menjaga keberadaan Gunung Merapi antara lain Eyang Merapi, Eyang Sapu Jagad, Eyang Megantara, Eyang Antaboga, Kyai Petruk, Kyai Sapu Angin, Kyai Wola Wali, Nyi Gadung Melati, dan Kartadimejo.
Mitos tersebut berkembang, di mana jika ada seorang pendaki laki-laki yang disukai, maka akan langsung diajak tinggal di Gunung Merapi.
Mereka akan dijadikan penghuni tetap di sana dalam wujud roh.
4. Bunker 'berlangsungnya' kisah misteri Gunung Merapi
Pada suatu hari, di sebuah hari Minggu, ada seorang wisatawan yang mengikuti lava tour dan perlahan menghampiri bunker. Bunker itu memiliki tangga menurun ke arah pintu. Dia turun dan menengok situasi di dalam bunker yang memang gelap.
Setelah pintu besi bunker yang berat didorong, terlihat satu ruangan lapang seukuran ruang kelas di dalam bunker. Bentuk ruangannya setengah lingkaran, dengan bekas lahar panas yang telah membatu di tengah bunker.
Satu-satunya sumber penerangan hanyalah cahaya dari pintu masuk bunker. Beberapa saat kemudian, dia segera beranjak keluar dari bunker. Tiba-tiba ada suara menangis dari bunker yang dia tinggalkan itu.
5. Penyeimbang Pulau Jawa
Asal-usul Gunung Merapi dipercaya dibuat untuk menyeimbangkan gunung-gunung yang ada di Jawa Barat, karena Pulau Jawa dipercaya akan miring ke barat dan tenggelam sebagian. Pembuatan Gunung Merapi dilakukan dengan memindahkan suatu gunung ke tengah Pulau Jawa.
Gunung yang dipindahkan tersebut bernama Gunung Jamurdipa. Gunung tersebut dihuni oleh dua empu pembuat keris yaitu Empu Permadi dan Empu Rama. Para empu mengizinkan gunung tersebut dipindahkan para dewa jika keris yang dibuatnya di atas gunung sudah selesai.
Namun para dewa tidak sabar sehingga saat keris baru setengah jadi, gunung beserta keris dipindahkan oleh para dewa ke tengah-tengah Pulau Jawa. Sehingga tungku perapian si empu sampai sekarang menjadi kaldera yang mengeluarkan api terus-menerus dan jika kerisnya bergoyang maka akan terjadi erupsi.
Karena tungku yang terus-menerus mengeluarkan api dan selalu mengeluarkan lahar api, maka gunung tersebut disebut sebagai Gunung Merapi.(*)