Malam itu, sebelum tampil, Putri salat magrib bersama ayah dan ibunyi. Lalu meninggalkan hotel jalan kaki. Lokasi America's Got Talent persis di sebelah hotel tempatnyi tinggal selama 10 hari di Pasadena
Saya menghubungi ayah Putri di waktu yang tidak tepat: pukul 14.00 waktu Belitong. Berarti pukul 00.00 waktu Pasadena. Saya tidak mau ajak sang ayah ngobrol. Cukuplah bagi saya bahwa nomor itu benar, nomor telepon sang ayah. Keesokan harinya saya hubungi lagi dari Medan. Sulit. Besoknya lagi saya hubungi dari Aceh. Berhasil. Rupanya, ketika sulit saya hubungi dari Medan itu keluarga ini sedang dalam penerbangan panjang: pulang ke Indonesia.
Saya pun bikin janji untuk bisa berkomunikasi lagi Minggu pagi. Sabtu itu acara saya begitu padat di Aceh. Dan lagi, biarlah ada waktu istirahat setelah perjalanan panjang antar benua.
Ayah Putri bernama Ismawan. Dipanggil Mawan. Kini Mawan tinggal di Yogyakarta. Punya anak tiga: perempuan semua. Putri pintar musik. Adiknyi bakat melukis. Si bungsu seorang gamers garis keras.
Ismawan memang asli Yogyakarta. Setelah lulus SMAN 7, ia kuliah di Universitas Islam Indonesia (UII). Ia ambil jurusan informatika.
Istrinya bernama Reni Alfianty. Orang Riau. Melayu. Suami-istri ini bertemu di Yogyakarta. "Dia dikirim Allah ke Yogyakarta agar ketemu saya," ujar Ismawan lantas tertawa. Saya tanya apa pun jawabnya sama: "Allah yang mengirim dia untuk saya".
Saya tahu: Ismawan, istri, dan juga Putri kini harus hati-hati. Tidak boleh mudah terpancing pertanyaan. Jawaban-jawaban mereka di media bisa menjadi blunder. Bisa menggagalkan cita-cita Putri untuk meraih apa pun itu.
Putri dan orang tua kini terikat aturan dari America's Got Talent. Ketat. Itu lembaga Amerika. Tidak mengenal kompromi.
Sebagai media, Disway juga harus mengerti itu. Beri kesempatan Putri untuk fokus ke tahapan berikutnya. Sukses Putri adalah sukses Indonesia di peta dunia.
Seluruh hidup Ismawan kini diabdikan sepenuhnya untuk anak-anaknya itu. Apalagi Putri dalam keadaan tidak bisa melihat. Kedua matanyi buta. Dia lahir prematur. Hanya enam bulan di kandungan. Begitu lahir dia harus langsung masuk inkubator. Sampai 3 bulan.
Begitu bebas dari inkubator Putri dibawa ke Singapura: untuk menjalani operasi mata. "Kenapa baru dibawa ke dokter sekarang. Sudah telat," ujar dokter seperti ditirukan Putri di sebuah acara televisi jauh sebelum dia berangkat ke Pasadena.
"Kok saya dibilang telat ke dokter. Kan baru bisa keluar dari inkubator," ujar Putri lantas bercanda. "Memangnya dari dalam inkubator saya bisa ke dokter," guraunya.
Putri memang suka bercanda. Anak ini lucu. Periang. Banyak senyum. Celetukannya cerdas. Spontan. Bicaranyi cepat. Tegas. "Mungkin bakat terbaik saya itu jadi pelawak," guraunya.
Putri sudah menciptakan banyak lagu. Dia sampai tidak bisa menjawab spontan sudah berapa jumlahnya. Tapi lagu yang malam itu dia tampilkan di America's Got Talent adalah lagu pertama dalam bahasa Inggris. Judulnya Anda sudah tahu: Loneliness. Kesepian.
Anda pun sudah hafal liriknya: tentang seseorang yang ditinggalkan kekasih di saat lagi cinta-cintanya yang dalam.
"Itu cerminan hati saya," ujar Putri lantas tertawa renyah.