SLAWI (Disway Jateng) - Berawal dari kajian mendukung daya tampung lingkungan hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal menyadari dari 20 jasa ekosistem pendukung keanekaragaman hayati yang dimiliki Kabupaten Tegal cenderung mengalami penurunan.
Kepala DLH, Muchtar Mawardi SKM MKes melalui sekretaris dinas Joko Wantoro didampingi Ahli Muda Pengendali Dampak Lingkungan, Taroyo menyatakan dari kenyataan tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan keanekaragaman hayati sebagai tempat hidup flora dan fauna.
"Perlu dihidupkan kembali tempat untuk keberlangsungan hidup flora dan fauna yang cenderung mengalami kepuinahan," ujarnya Sabtu ( 18/3) kemarin.
Disini Pemkab Tegak melalui DLH berupaya meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup jasa ekosistem pendukung keanekaragaman hayati, dengan berencana membangun Taman Keanekaragaman Hayati ( Taman Kehati) dengan dukungan Dinas Porapar.
"Pemkab punya lahan di Cacaban yang kini kondisinya kritis atau gunduk dan tidak termanfaatkan dengan luas 10 hektar di Desa Penujah Kecamatan Kedungbanteng disekitar waduk Cacaban," cetusnya.
Selain nantinya berfungsi sebagai tempat hidup dan berkembang biaknya berbagai jenis flora dan fauna Kabupaten Tegal, di area ini juga akan dikembangkan berbagai jenis tanaman langka dan binatang serta tempat pembibitan tanaman guna mensuplai kebutuhan tanaman untuk kegiatan penghijauan di wilayah Kabupaten Tegal.
"Pemilihan lokasi di sekitar waduk Cacaban didasari pada keberadaan lahan milik Pemda yang selama ini tidak dimanfaatkan sehingga sangat rawan terhadap pemanfaatan aset oleh pihak yang tidak berwenang. J uga untuk konservasi daerah Waduk Cacaban yang saat ini dalam status kritis," ungkapnya.
Keduanya mengaku ditahun 2022 pihaknya sempat membuat profil identifikasi folra dan fauna khas Kabupaten Tegal seperti mangga Wirasangka dan burung jalak Suren yang kini sudah mulai sulit ditemui.