BREBES, (DISWAYJATENG.ID) - Warga Desa Kamal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes harus bertaruh nyawa saat beraktivitas. Mereka terpaksa harus menantang bahaya saat menyeberangi Sungai Rambatan dengan debit air yang tinggi.
Sejak jembatan penghubung dua kecamatan ini putus awal 2022 lalu, warga terkendala saat beraktivitas. Jembatan penghubung yang putus tersebut menyebabkan kendaraan baik motor maupun mobil tidak bisa melintas. Terlebih saat ini memasuki musim hujan, yang memicu debit sungai tinggi.
Jembatan yang menjadi satu-satunya akses bagi warga Kecamatan Larangan dan Ketanggungan ini putus akibat diterjang arus sungai. Jembatan itu terletak di Pedukuhan Karang Bokong, Desa Kamal. Akibat putusnya jembatan ini, warga setempat terisolasi. Namun mereka sempat lega saat dipasangi jembatan darurat. Saat ini warga kembali tidak bisa beraktivitas menggunakan jembatan lantaran tengah dibangun jembatan permanen. Jembatan permanen mulai dibangun pada Agustus 2022 lalu. Saat ini pekerjaan masih berjalan hingga selesai kontrak pada 9 Desember mendatang.
"Sekarang sengsara, karena kalau lagi banjir warga tidak bisa lewat menyeberang sungai. Termasuk anak-anak sekolah. Kalau banjir mereka tidak berangkat sekolah. Tapi kalau sekarang tidak banjir, anak berangkat sekolah itu harus digendong orangtuanya menyeberangi sungai," kata warga setempat, Taswo, Rabu (16/11).
Dia menuturkan, jembatan tersebut menjadi akses satu-satunya warga di dua kecamatan dalam beraktivitas. Terlebih saat jembatan bailey atau jembatan darurat dibongkar untuk dibuat jembatan permanen. Warga harus kembali menyeberangi sungai dengan jalan kaki. Para pengendara sepeda motor juga nekat menyeberangi sungai. Warga berharap pembangunan jembatan permanen bisa dipercepat.
"Warga berharap pembangunan jembatan ini bisa secepatnya selesai. Karena warga harus menyeberangi sungai. Jembatan ini satu-satunya menjadi akses warga. Apalagi sekarang sudah musim hujan. Warga tidak bisa menyeberang sungai," ungkapnya.
Sementara itu, Camat Larangan, Eni Listiana menjelaskan, jembatan darurat bailey di lokasi terpaksa dibongkar saat akan dibuat jembatan permanen. Akibatnya, warga terpaksa harus menyeberangi sungai dengan berjalan kaki. Kondisi tersebut membahayakan warga jika mereka terpeleset di sungai. Atau saat debit air sungai tiba tiba meninggi.
"Jembatan darurat dibongkar karena sedang dibangun jembatan permanen. Jadi sekarang warga menyeberangi sungai lagi," tandasnya.