Komentar Pilihan Disway Edisi 8 Agustus 2022: Mendung Udan
No Name: Dugaan saya, lagu mendung Udan dipakai sebagai pengiring kegiatan tim senam nya Abah .. Salam hormat dari Lombok
alasroban: Pencipta lagu "mendung tanpo" udan nampaknya sodara / handai taulan daripada yang mana pemilik media cetak / koran. Karena cita-citanya di masa depan baca koran sambil sarungan. Itu berita gembira bagi awak media / pemlik koran. Masa depan masih banyak konsumen.
Tri Hadmanto: Mendung Tanpo Udan (MTU). Sebuah kalimat yang bisa bermakna ganda. Bagi mereka yang mengharapkan HUJAN , maka MTU berarti harapan yang tidak terealisasikan, atau PHP atau bahkan musibah. Mendung yang sudah menggelantung memberikan harapan bahwa Hujan akan segera turun, karena kalau hujan turun, maka ia akan mendapatkan sesuatu yang menguntungkan, atau setidak-tidaknya langit menjadi terang, sehingga semuanya jelas terlihat. Di sisi lain, bagi mereka yang memiliki harapan "SEMOGA MENDUNG TIDAK BERLANJUT KE HUJAN" maka MTU adalah berkah baginya. Dan ia akan mendapatkan benefit dari batalnya hujan. Nah kembali ke Kasus Brigadir J yang telah menjadi mendung yang kian tebal. Sebagian besar masyarakat, paling tidak menurut hemat saya, berharap mendung itu dapat pecah dan airnya keluar habis habisan, sehingga langit menjadi terang benderang. Kalau yang terjadi ternyata TIDAK ADA HUJAN, maka mereka termasuk orang yanng kena PHP. Sebaliknya ada sebagian lagi masyarakat yang berharap bahwa MTU benar benar hanya Mendung saja, tanpa pernah jadi Hujan, maka ia akan lanjut dengan skenario yang telah disusun sebelumnya. Wallahualam Bisawab. Apakah MTU itu Berkah atau Musibah ?
thamrindahlan: drama duren tiga duren tidak selalu nikmat belaka mungkin angka tiga buat celaka rekayasa manusia berujung malapetaka lupa diri akan pesan hugeng santosa pelindung pelayan pengayum massa drama duren tiga terkuat siapa sutradara pemeran utama siapa ? dan bersih bersih wajib hukum dunia menjaga marwah dan wibawa buang yang buruk agar tidak semakin terpuruk salamsalaman
Udin Salemo: Cepat naiknya cepat juga turunnya. Lambat naiknya lambat juga turunnya. Itu sudah hukum alam. Karir pak sambo ini meroket terlalu cepat. Meroket beneran. Hanya dalam 6 tahun sudah bintang dua. Tahun 2015 masih akbp, 2022 sudah Irjen. Sementara mantan komandannya masih bintang satu. Juga peraih Adhi Makayasa Akpol 1994 yang satu angkatan sama beliau masih bintang satu. Ruaaaar biasa. Kayaknya para oportunis dan kaum pragmatis perlu belajar bagaimana cara meraih pangkat bisa melesat begitu cepat. Hehe... Tapi kalau saya tak akan belajar ilmu cara cepat naik pangkat. Sesuatu yang tidak mengikuti hukum alam dan tidak taat aturan hasilnya tidak bagus. Kalau bahasa saya hasilnya tidak barokah. Kalau yang dikejar hasil akhir tanpa proses itu ibarat sayuran tanpa garam: hambar. Sering orang yang tidak menjalani proses bersifat sombong, keatas menjilat kebawah menekan. Menjalani proses itu adalah nikmat.
Komentator Spesialis: Di Indonesia, cari jendral itu banyak. Yang susah itu cari kesatria. Yang punya harga diri dan tak bisa dibeli. Yang meletakkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi. Yang takut kepada Tuhan, bukan kepada tunduk kepada makhluk.
Condro Mowo: Perlu dipertanyakan lagi soal lagu 'Mendung Tanpo Udan' , apa benar kebiasaan moco koran + sarungan masih jadi habit yang mengasyikkan. Koran masih ada, sarung tersedia, tapi kayaknya mending pegang hp, baca Disway sambil 'klèkaran' , dan komen bila dirasa uneg2 tak bisa dicegah. Yang dasteran juga masih menunggu lewatnya si tukang sayur. Soal si Sambo biar saja, sudah sangat banyak yang memberikan opini. Saya hanya ingin hasil finalnya, kebenaran dan keadilan berpihak pada yang sesungguhnya menerima, seperti halnya saya menunggu Timnas U-16 masuk final dalam AFF 2022 dan juara... Bravo Indonesia..
Jimmy Marta: Sy menaruh harapan besar pd seorang hebat itu pak mirza. Ia dari awal sudah bilang, memiliki semua kebenaran cerita. Dari sumber yg semua kelas satu.
mohammad aris: Sepertinya Abah sama Nyonya tidak cocok jadi bintang video klip lagu Mendung Tanpo Udan... Tidak seperti Prapatan Sleko...Ha..ha...
Sutikno tata: Ternyata gak perlu ngeraba sampe ketiak gajah.. lemak digajah sudah disedot tinggal kulit tulang. Tapi jangan lupa gajah mati meninggalkan gading. #aku ngiri koe nganan, wes bedo dahlan..
Salam CK: ada 2 dugaan kemungkinan motif, asmara atau non asmara jika misal non asmara , mungkin bisa di habisi dgn cara dan tempat yang tidak seperti ini. yang jelas skenario pelecehan (belum ada bukti) lalu kepergok lalu tembak menembak (sudah kebongkar kebohongannya.)
Harun Sohar: "Ada seorang hakim kena hukum otonom," kata Mahfud MD. "Agama lain bilang itu karma," lanjutnya. Hakim dimaksud adalah oknum yang korupsi milyaran. "Uangnya dibawa lari orang kepercayaannya," masih kata Mahfud MD. "Ada juga istrinya yang selingkuh dan kabur sama sopirnya," ungkapnya. "Jadi hukum di dunia ini tidak lengkap, masih ada hukum otonom," katanya mengakhiri penjelasannya. Apakah Jenderal galak yang lagi bermasalah itu terkena "Hukum Otonom" seperti yang diutarakan Mahfud MD? Entahlah. Yang jelas soal Mendung Udan seperti judul tulisan Disway hari ini, sudah dialami keluarga almarhum Brigadir Yoshua. Hanya saja kondisinya terbalik, bukan Mendung Tanpo Udan tetapi Udan Tanpo Mendung alias tak ada hujan tak ada angin tiba-tiba hujan (airmata) tiada henti. Saya jadi curiga, jangan-jangan permukaan air danau Toba naik oleh karena banjir air mata orang Batak se Indonesia karena tragedi Yoshua. Kalau tangisan Bu Jenderal itu saya tak paham. Mungkin itu kategori mendung udan gerimis Semoga keadilan bisa ditegakkan. Percayalah Tuhan lagi buat sinetron kelas Oscar
rihlatul ulfa: dari jaman SMP sudah baca majalah Tempo secara tidak sengaja-lama2 ketagihan karena ciri khas laporan investigasi yang benar2 keren. sekarang, selalu melihat tulisan seorang mantan senior majalah Tempo,saat komentar terpilih, seperti anda mendapatkan ranking 10 besar hehe
mzarifin umarzain: Suami boleh beristeri lebih dari satu? Isteri tak boleh bersuami lebih dari satu. Suami boleh selingkuh? Isteri tak boleh selingkuh. Kalau saling selingkuh, tobat atau cerai saja.
Pryadi Satriana: Ini cerita ttg pembunuhan berencana ... Ttg laki2 yg punya WIL Ttg isteri yg tersakiti, yg curhat Curhat yg kebablasan Yg ketahuan si suami "Orangku bilang kamu selingkuh" "Bisa buktikan aku selingkuh?" "Plak...plak...plak... . Jangan diulangi. Ketahuan lagi, kalian berdua kuhabisi!" "Kamu kan selingkuh duluan". "Plak...plak...plak... . Itu peringatan terakhir." WA:"Habisi mereka jika terjadi lagi." WA (reply):"OK, Bos." "Aku barusan dipukul. Kamu bisa ke sini?" "Ada apa, Bu?" "Sini, 'I need a shoulder to cry on' (cerita sambil menangis...)" "Dor... dor... dor..." "Aaaaaaaaaaa..." Seseorang bergegas turun,"Ada apa, Bu?" Nyawa Si Ibu terselamatkan. Babak kedua. Si Suami datang, memberi 'briefing': "Kalian berdua ikuti yg aku katakan, kalau ingin tetap hidup ... " Babak ketiga. Rencana berantakan. Kedua saksi mendatangi LPSK, "Kami minta perlindungan. Nyawa kami terancam." "Siapa yg mengancam shg minta perlindungan LPSK?" " ... " Sunyi. Senyap. Rumput pun berhenti bergoyang. Ah..., sudah waktunya saya jalan2 pagi. Cerita fiksinya lanjutkan sendiri sesuai imajinasi masing2 ya ... Sehat selalu. Salam. Rahayu.