Banyak siswa Daniel yang mengenang khusus soal jamur ini. Inilah ajaran Daniel soal mencari jamur: "Kalau Anda ke sebuah taman, lalu Anda lihat ada pohon besar, di bawah pohon itulah tempat jamur terbanyak."
Siswa lainnya selalu ingat ajaran Daniel yang lain: "Anda bisa bekerja lebih cepat kalau menghilangkan kebiasaan Anda berjalan lambat."
Nancy, dalam pidato di tempat parkir itu mengutip ajaran sang suami: "Hidup ini tidak harus jadi peneliti. Tapi janganlah berhenti melakukan pencarian".
Dan Nancy terus mencari cara bagaimana bisa mengurus pencairan asuransi jiwa almarhum.
Pengurusan asuransi itulah yang dijadikan titik tolak polisi. Empat tahun polisi baru bisa membawa perkara ini ke pengadilan. Peristiwa penembakannya sendiri terjadi tahun 2018. Sidang pengadilannya dimulai di awal tahun 2022.
Jalannya sidang pengadilan hanya satu bulan. Tepatnya 6 minggu. Jaksa bisa meyakinkan 12 dewan juri. Mereka memutuskan: Nancy bersalah.
Senin lalu hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup bagi Nancy. Dia naik banding.
Banyak sekali tulisan di media mengenai peristiwa ini. Saya membacanya berhari-hari, sedikit-sedikit, sebagai bahan tulisan ini. Salah satu tulisan terbaik, menurut review gratis saya, adalah karya Zane Sparling dari Oregonian.
Saya pernah berteman dengan seorang novelis Indonesia yang mati muda. Katanya: "Hidup paling bebas itu menjadi penulis novel. Puas. Bisa membunuh orang yang paling ia benci". Aman. "Tanpa terkena pasal KUHP," ujarnya sambil terkekeh.
Nancy tidak puas hanya membunuh di dalam novelnya. Membunuh di novel hanya dapat honor. Membunuh di luar novel dapat asuransi. Plus penjara seumur hidup. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Sama Sulit
Kang Sabarikhlas
Pagi tadi saya pingin sarapan soto banjar di 'resto'Disway tapi di luar resto kok rame ada 'demo', saya lari takut kepentung. Kebetulan ada penjual pecel lesehan, saya nikmati pecel manis pedes. oh.ya itu pecel ditaruh dipincuk daun pisang dilapisi koran. habis makan 'taklirik' koran yg dijadikan pincuk..wow.. ada Abah, eh anu gambarnya Abah dengan senyumnya. pantesan ada yg bilang Abah itu the smeling jurnalis sumringah, pun dipincuk tetap senyum sumringah. saya pun slalu senyum tapi kok kecut... apa karna..sulit : sulit = sulit²...duh. ayok demo aja...
Harun Sohar
Pak Dahlan kurang cepat pula masuk dunia digital. Tahun 2006 saya pernah menawarkan kerjasama market place mirip Buka Lapak ke Jawa Pos. Market Place saya itu isinya UMKM khusus Jawa Timur, sayangnya ditolak mentah-mentah oleh orang JP. Saat itu memang belum ada smartphone hingga pengguna masih pakai laptop saja.