Isu Macan Dijual, Disbudpar Lepas Tangan soal Operasional Semarang Zoo

Isu Macan Dijual, Disbudpar Lepas Tangan soal Operasional Semarang Zoo

6 Kebun Binatang di Jawa Tengah Menjadi Destinasi Terbaik untuk Wisata Edukasi Satwa-Tangkapan layar diswayjateng.id-

SEMARANG, diswayjateng.com — Kabar dugaan penjualan harimau atau macan di Semarang Zoo ramai diperbincangkan di media sosial. Informasi yang beredar menyebutkan, jumlah koleksi macan di kebun binatang milik Pemerintah Kota Semarang itu kini hanya tersisa empat ekor.

Menanggapi isu tersebut, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Samsul Bahri, enggan memberikan komentar lebih jauh. Ia menegaskan, pengelolaan dan operasional Semarang Zoo sepenuhnya berada di bawah kewenangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Kalau urusan operasional, itu sudah menjadi ranah BUMD. Kami tidak bisa masuk ke sana,” ujarnya, Senin, 15 Desember 2025.

Samsul yang pernah terlibat dalam pengelolaan Semarang Zoo pada 2017 lalu menilai, pengembangan kebun binatang idealnya berlandaskan tiga pilar utama, yakni konservasi, edukasi, dan rekreasi. Menurutnya, kesejahteraan satwa harus menjadi prioritas, termasuk pemberian pakan, perawatan kesehatan, hingga kenyamanan habitat.

Selain itu, keberadaan unsur edukasi dan hiburan juga dinilai penting agar kebun binatang tetap menarik bagi masyarakat.

Ia juga mengakui adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Semarang Zoo maupun objek wisata lain seperti Taman Lele. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh semakin banyaknya daerah yang mengembangkan destinasi wisata baru, sehingga minat pengunjung menjadi terbagi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Disbudpar mendorong pengelola objek wisata agar terus berinovasi. Promosi yang konsisten dan kreatif dinilai menjadi kunci untuk menarik kembali minat masyarakat.

“Sekarang hampir semua kabupaten dan kota berlomba-lomba membangun destinasi wisata,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman, menilai kondisi Semarang Zoo saat ini cukup memprihatinkan. Padahal, kebun binatang tersebut memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Menurutnya, momentum libur panjang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Ia menyebut Semarang Zoo sebagai salah satu ikon wisata Kota Semarang yang perlu mendapat perhatian serius.

Terkait kabar hilangnya sejumlah macan, Kadar menegaskan informasi tersebut masih perlu diverifikasi. DPRD, kata dia, akan melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kebenaran isu tersebut.

“Kami akan cek langsung dan berkomunikasi lebih lanjut. Kalau benar, tentu harus jelas alasannya,” tegasnya.

Ia menilai, persoalan utama Semarang Zoo terletak pada minimnya dukungan pemerintah kota, terutama dalam hal penyertaan modal kepada BUMD pengelola. Padahal, jika dikelola secara profesional, Semarang Zoo berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Jika pemerintah daerah tidak mampu mengelola secara optimal, DPRD membuka opsi kerja sama dengan pihak ketiga, selama tidak merugikan pemerintah dan mampu meningkatkan daya tarik wisata.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: