Populasi Penyuka Sejenis di Sragen Bikin Geleng Kepala
Ilustrasi peringatan hari Aids Sedunia--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.com
SRAGEN, diswayjateng.com - Usai peringatan hari AIDS Sedunia, ternyata angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sragen semakin meningkat. Populasi penyuka sejenis di Kabupaten Sragen bikin geleng kepala.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen mencatat lonjakan kasus baru HIV/AIDS, khususnya pada kelompok Laki-laki Seks dengan Laki-laki (LSL) atau penyuka sejenis di tahun ini.
Sekretaris KPA Sragen, Haryoto, mengungkap adanya potensi populasi penyuka sejenis di Bumi Sukowati yang mencapai angka fantastis: 4.000 orang.
Potensi 4.000 orang ini merupakan target nasional yang menjadi kecurigaan Dinas Kesehatan terhadap kelompok berisiko di Sragen.
BACA JUGA: 14 ASN Batang Ajukan Permohonan Cerai ke BKPSDM, Ekonomi hingga Selingkuh jadi Alasan
Dari jumlah potensi tersebut, sebanyak 800 orang telah menjalani tes HIV tahun ini, dan hasilnya menemukan 19 kasus baru dari kelompok LSL saja. Angka 19 kasus baru ini disebut Haryoto sebagai temuan tertinggi di tahun ini.
"Khusus untuk LSL, temuan kumulatif sejak tahun 2000 itu 99 kasus. Namun, khusus tahun ini saja, kita menemukan 19 orang. Itu tahun yang paling banyak," ungkap Haryoto usai peringatan hari Aids Sedunia.
Haryoto menduga, salah satu faktor pendorong utama lonjakan kasus dan temuan ini adalah pengaruh besar dari media sosial (medsos). Ia menjelaskan, fenomena ini diperparah selama periode pandemi COVID-19.
"Ketika ada pandemi COVID, yang lockdown itu kan banyak yang bergaul sesama lelaki. Keter-tutupan itu menjadi dia mencari teman. Nah, temannya medsos itulah. Dari medsos itulah mereka saling berkenalan," kata dia.
BACA JUGA: Senyum Simpang Tujuh Versi Bupati Kudus Mendadak Viral, Ternyata Sarat Pesan Mengejutkan
Namun kasus penularan masih banyak dari kasus heteroseksual. Data kumulatif HIV/AIDS di Sragen sejak tahun 2000 telah mencapai 2.343 temuan. Sementara untuk kasus baru di tahun ini, per Oktober 2025, Dinas Kesehatan Sragen mencatat adanya 174 kasus baru.
Untuk menanggulangi penyebaran, Dinas Kesehatan telah menerapkan strategi "hulu ke hilir", salah satunya melalui skrining wajib bagi calon pengantin. Program ini telah dimulai sejak Agustus 2024 dan dinilai efektif.
"Hulunya kan mulai dari calon pengantin, supaya nanti kalau terdeteksi dikelola dengan baik, baik itu minum obatnya, pemeriksaan viral load-nya, sehingga nanti tidak menularkan kasus baru ke pasangannya, ke anaknya," kata Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) DKK Sragen, dr. Sri Subekti.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
