Cegah Stunting, Ibu Hamil dan Kader Kesehatan Diberi Edukasi dan Pelatihan Olahan Ikan

Cegah Stunting, Ibu Hamil dan Kader Kesehatan Diberi Edukasi dan Pelatihan Olahan Ikan

USAI EDUKASI - Kepala Puskesmas Bandung dr Wahidin, Tim Dosen Ketua Ta’adi, Maria Ulfah, Cuciati, Ibu hamil dan kader kesehatan usai edukasi di di Aula kelurahan Tunon, wilayah kerja Puskesmas Bandung, Kota Tegal.Foto: Meiwan Dani R/diswayjateng.id--

TEGAL, diswayjateng.id - Untuk mendukung upaya nasional percepatan penurunan stunting, Tim Dosen dari Program Studi Keperawatan Tegal dengan Ketua Ta’adi dan beranggotakan   Maria Ulfah dan Cuciati melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan mengandeng Puskesmas Bandung.

PKM tersebut bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengolah Protein Hewani sebagai Suplemen Bumil untuk Mencegah Stunting pada Anak”, kegiatan tersebut diselenggarakan pada di Aula kelurahan Tunon, wilayah kerja Puskesmas Bandung, Kota Tegal.

‎Sebanyak 20 ibu hamil dan empat kader kesehatan dari Kelurahan Tunon hadir dan mengikuti kegiatan yang dikemas secara interaktif tersebut.

Kegiatan diawali dengan sambutan dan pembukaan resmi oleh Lurah Tunon Aris Purwanto yang mengapresiasi inisiatif para dosen keperawatan dalam menyentuh langsung isu-isu strategis kesehatan masyarakat, khususnya stunting.

BACA JUGA:Kader Fatayat NU Kota Tegal Dilatih Tangani Stunting

BACA JUGA:Kasus Stunting di Kabupaten Tegal Masih Tinggi

‎“Kegiatan seperti ini sangat kami dukung, karena langsung menyasar kelompok rentan. Ibu hamil harus dibekali pengetahuan dan keterampilan agar mampu memberikan gizi terbaik bagi janin yang dikandung, sebagai langkah awal mencegah stunting,” ungkapnya.

‎Hadir sebagai narasumber Kepala Puskesmas Bandung Kota Tegal dr. Wahidin yang memberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan konsumsi protein hewani selama masa kehamilan. Dia menekankan bahwa stunting bukan hanya akibat kurang gizi, tetapi juga kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memilih serta mengolah makanan sehat.

‎“Protein hewani, khususnya ikan, adalah sumber zat besi alami yang dapat mencegah anemia pada ibu hamil dan mendukung pertumbuhan optimal janin. Kita harus dorong ibu hamil untuk tidak hanya tahu pentingnya gizi, tapi juga bisa mempraktikkannya,” ujar dr. Wahidin.

‎Setelah sesi edukasi, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar ikan yang dipandu langsung oleh  Eka Muhadi selaku produsen olahan ikan Frozen di Kota Tegal yang menjadi narasumber pelatihan pengolahan ikan, dalam pelatihan ini, para ibu hamil diajak mempraktikkan langsung cara mengolah ikan menjadi menu sehat yang lezat dan mudah disiapkan di rumah.

BACA JUGA:Gandeng TP PKK, Kota Tegal Canangkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting

BACA JUGA:Gencarkan Program Genting, Pekalongan Perangi 1.130 Stunting Lewat Dapur Sehat

Beberapa menu yang diperkenalkan antara lain dimsum ikan, gyoza ikan, dan keong pangsit ikan. Menu-menu tersebut tidak hanya kaya akan protein dan zat besi, tetapi juga ramah kantong dan sesuai dengan selera local dengan bahan baku ikan yang ada disekitar kota Tegal.

‎Maria Ulfah, salah satu dosen pelaksana kegiatan, menyampaikan bahwa pengabdian ini merupakan bagian dari peran aktif perguruan tinggi dalam penguatan kapasitas masyarakat, khususnya perempuan, dalam hal pemenuhan gizi keluarga.

Pemberdayaan ibu hamil dan kader posyandu adalah investasi jangka panjang. Ketika mereka paham dan terampil, maka dampaknya akan terasa hingga generasi berikutnya.
‎"Dan ini sejalan dengan strategi 1000 Hari Pertama Kehidupan,” ujar Maria.

‎Kegiatan ditutup dengan refleksi dan motivasi dari Lurah Tunon Aris Purwanto yang kembali mengajak seluruh peserta untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Dia juga mengajak kader kesehatan untuk terus menjadi ujung tombak edukasi di masyarakat.

BACA JUGA:Angka Kematian Ibu dan Stunting Bikin Pemkab Jepara Pusing

BACA JUGA:Angka Stunting di Semarang Naik Jadi 2,75 Persen, Agustina Susun Perwal Baru untuk Percepatan Penurunan


‎Dengan semangat kolaboratif antara akademisi, pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan stunting melalui pendekatan berbasis keluarga dan potensi lokal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: