IBN Tegal Gelar Festival PAI

IBN Tegal Gelar Festival PAI

FESTIVAL - Sejumlah mahasiswa IBN Tegal foto bersama usai mengikuti Festival PAI.Foto:Yeri Noveli/diswayjateng.id--

SLAWI, diswayjateng.id - Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal menggelar seminar pendidikan nasional dengan tajuk ‘Festival PAI 2025’. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi Mahasiswa PAI serta menumbuhkan semangat spirit islami.

Rektor IBN Tegal Dr H Saefudin MA mengatakan kegiatan ini merupakan momentum esensial bagi mahasiswa. Tidak hanya menunjukkan potensi dan bakat di bidang lomba, tetapi juga penguatan wawasan intelektual dan spiritual melalui seminar nasional.

Selain seminar, festival ini juga diwarnai dengan berbagai perlombaan. Di antaranya, lomba fun futsal, tilawah dan khitobah. "Lomba ini bukan hanya sarana pencarian bakat dan penggalian potensi diri, tetapi untuk mempererat ukhwah islami antar mahasiswa PAI," kata Saefudin.

Seminar nasional ini mengusung tema tentang Eksistensi Mahasiswa PAI di era Disrupsi. Seminar dipandu dan dimoderatori mahasiswa Diva Musdalifah dan diisi oleh Noval Maliki MPd, seorang dosen ISIF Cirebon yang aktif sebagai penulis dan pengamat pendidikan Islam kontemporer.

BACA JUGA:Mahasiswa IBN Tegal Rumuskan Inovasi Program Unggulan di Desa Kaliwungu

BACA JUGA:Februari, Prodi S2 Pasca Sarjana PAI di IBN Tegal Dibuka

Dalam kesempatan itu, Noval Maliki menyampaikan bahwa mahasiswa harus memiliki tiga kunci utama dalam menghadapi era Disrupsi. Pertama, memiliki kemampuan pedagogis yakni mengajar dengan metode yang mendidik bukan sekedar menyampaikan.

Kedua memiliki literasi digital dengan memahami dan menguasai akses digital serta menjadikannya sebagai wadah dakwah dan pendidikan.

Kemudian yang ketiga, berpikir kritis yang tujuannya agar tidak mudah terjebak fanatisme dan pemikiran sempit, serta agar dapat menilai sesuatu dengan logis dan objektif.

Dia berharap mahasiswa PAI di era disrupsi harus menjadi lidah hikmah yang adaptif, responsif, dan progresif yang aktif berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, yang tentu saja bukan hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya.

BACA JUGA:DEMA IBN Tegal Sosialisasi Bimbingan Pranikah di Pondok Pesantren

BACA JUGA:Mahasiswa IBN Tegal Ajak Pelajar MA Amalkan Sunah Rasul

"Penyampaian dakwah masa kini harus disampaikan dengan gaya yang komunikatif dan interaktif agar mudah diterima generasi muda," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: