Meteran Listrik Dicabut Sepihak, Warga Kudus Dibikin Resah Ulah PLN

Sejumlah warga yang resah akibat meteran listriknya dicabut sepihak oleh PT PLN Kudus-istimewa-
KUDUS, diswayjateng.id- Tindakan pencabutan meteran listrik konvensional diganti secara mendadak dengan sistem prabayar atau token, kini memicu keresahan bagi warga di Kabupaten Kudus. Sebab kebijakan itu dinilai sepihak dan tanpa ada pemberitahuan resmi dari pihak PLN.
Kondisi itu terungkap saat puluhan warga menggeruduk Kantor PLN UP3 Kudus. Kedatangan warga dari sejumlah desa di Kota Kretek ini, untuk meminta klarifikasi atas tindakan sepihak PT PLN.
Salah satu warga, Agus Purnomo dari RT 3 RW 5 Desa Pladen, Kecamatan Jekulo, mengaku terkejut saat meteran listrik di rumahnya dilepas tanpa pemberitahuan dirinya pada Rabu (7/5/2025).
Agus menceritakan, sembilan orang yang mengaku sebagai petugas PLN datang ke rumahnya sekitar pukul 13.45 WIB. Mereka langsung mencabut meteran listrik, tanpa menunjukkan surat tugas maupun pemberitahuan resmi.
“Mereka bilang alasannya karena kami sering telat bayar listrik. Padahal kami selalu bayar rutin setiap tanggal 1 awal bulan lewat aplikasi DANA,” ujar Agus pada Kamis (8/5/2025).
Agus sebenarnya tidak mempersoalkan jika memang harus beralih berlangganan listrik melalui sistem token. Namun yang sangat ia sayangkan, yakni cara petugas yang dinilainya tidak sopan dan tidak prosedural.
“Kalau memang harus ganti, saya tidak masalah. Tapi seharusnya ada pemberitahuan dulu, dengan cara yang baik. Minimal ada surat resmi,” tukas Agus.
Karena kejadian itu, Agus pun mencoba mengkonfirmasi pihak PLN. Namun setiba di kantor PLN, ia diminta melunasi tagihan listrik yang diklaim belum dibayar. Padahal selama ini ia sudah melakukan pembayaran. Setelah itu barulah aliran listrik di rumahnya kembali normal.
Kondisi serupa juga dialami Sarminah, warga RT 1 RW 2 Desa Peganjaran, Kecamatan Bae. Wanita lansia ini mengaku kebingungan, saat listrik di rumahnya tiba-tiba padam. Selain itu, meteran konvensionalnya telah diganti tanpa sepengetahuannya.
“Sekitar jam 17.30 WIB kemarin, listrik di rumah tiba-tiba mati. Setelah dicek, meterannya sudah tidak ada,” tutur Sarminah.
Sarminah kemudian mendatangi kantor PLN dan diminta membayar lagi tagihan bulan April, padahal ia merasa sudah melunasinya. “Jadi seperti bayar dua kali untuk satu bulan,” katanya.
Meski telah membayar dan meteran diganti ke sistem token, hingga Kamis sore listrik di rumahnya masih belum menyala.
Merespon keluhan warga, Manajer PLN ULP Kudus Kota, Rahmat Taupik, mengaku segera menelusuri sevara menyeluruh terhadap kasus tersebut. Proses verifikasi segera dilakukan, baik kepada pelanggan maupun petugas yang melakukan pencabutan.
“Kami akan cek kebenarannya dan lakukan klarifikasi. Semua akan ditindaklanjuti,” ujar Taupik melalui sambungan telepon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: