Prihatin Bobroknya RSUD Soewondo Pati, Bupati Sudewo Sambat ke Gubernur

Prihatin Bobroknya RSUD Soewondo Pati, Bupati Sudewo Sambat ke Gubernur

Bupati Pati paparkan permasalahan saat Musrenbangwil Karesidenan Pati-arief pramono/diswayjateng.id-

PATI, diswayjateng.id- Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebab rumah sakit rujukan tipe B itu, mengalami keterbatasan sumber daya manusia, kultur pelayanan, maupun sarana dan prasarana. 

Atas kondisi bobroknya yang terjadi di RSUD RAA Soewondo Pati, memicu ketimpangan antara potensi pendapatan dan realisasi yang terjadi setiap tahunnya. Keprihatinan itu diungkapkan Bupati Pati, Sudewo saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) se-Eks Karesidenan Pati. 

Agenda ini dihadiri Gubernur Jawa Tengah, jajaran Forkopimda Jawa Tengah, Bupati dan Forkopimda se-Eks Karesidenan Pati dari Pati, Rembang, Blora, Kudus dan Jepara, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Pati.

“Rumah sakit tipe B itu bisa mendatangkan minimal 225 miliar rupiah, tapi di RS RAA Soewondo hanya menghasilkan 120 miliar rupiah. Ada backlog 100 miliar rupiah setiap tahun. Yang rusak tidak bisa segera ditangani, kondisinya semakin parah,” ujar Bupati Sudewo.

Sudewo pun berharap adanya dukungan langsung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Tujaunnya agar berbagai persoalan yang terjadi di Kabupaten Pati bisa ditangani secara sistematis dan berkelanjutan.

Dalam acara yang di Pendopo Kabupaten Pati belum lama ini, Bupati Sudewo memanfaatkan momentum itu untuk menyampaikan secara lugas dan kritis sejumlah persoalan krusial yang terjadi di Bumi Mina Tani. 

Sudewo juga menyampaikan isu infrastruktur sebagai persoalan paling mendesak. Ia menyoroti kondisi jalan di berbagai wilayah Kabupaten Pati yang rusak parah dan sangat memprihatinkan. 

Khusus untuk jalan provinsi, Sudewo menekankan perlunya perbaikan segera di jalur Kayen-Sukolilo hingga perbatasan Kabupaten Grobogan. Sementara itu, jalan provinsi Pati-Tayu juga dinilai perlu diperlebar, karena banyaknya pengguna jalan.

“Kalau khusus jalan provinsi yang perlu penanganan segera dari mulai Kayen, Sukolilo, sampai perbatasan Kabupaten Pati karena dalam kondisi rusak. Jalan Pati-Tayu cukup bagus, tapi kecepatannya luar biasa, maka dari itu perlu diperlebar,” tegas Sudewo.

Tak ketinggalan, Sudewo juga menyoroti persoalan irigasi dan infrastruktur air yang tidak mendapat perawatan. Kondisi ini menyebabkan pendangkalan dan sedimentasi berat. 

Ia segera berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah. Yakni menindaklanjuti hal tersebut termasuk mengajukan revitalisasi jaringan irigasi, baik yang menjadi kewenangan provinsi maupun kabupaten.

Menanggapi keluhan Bupati Pati, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur terus menjadi fokus utama. Yakni dalam RPJMD 2025, baik di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota. 

Ia menyampaikan bahwa pembangunan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan demi tercapainya target besar, yaitu swasembada pangan di tahun 2026.

“Tahun 2025 kita fokus pada infrastruktur pertanian, jalan, sekolah, kesehatan, dan SDM. Lompatan besar akan kita lakukan pada 2026 untuk swasembada pangan. Target Jawa Tengah adalah 11 juta ton, dan kita optimis bisa mencapainya,” ungkap Gubernur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: