Kekerasan Anak dan Perempuan Tinggi, Brigjen Nurul: Jadilah Pelaku Perubahan, Bukan Penonton Penderitaan

Kekerasan Anak dan Perempuan Tinggi, Brigjen Nurul: Jadilah Pelaku Perubahan, Bukan Penonton Penderitaan

Direktorat PPA Bareskrim Polri Brigjen Nurul sambangi Jepara kampanyekan berani bicara kepada anak anak-arief pramono/diswayjateng.id-

JEPARA, diswayjateng.id- Kabupaten Jepara terpilih sebagai kawasan kampanye -Rise And Speak- Berani Bicara, Selamatkan Sesama. Harapannya, gerakan ini menggugah keberanian masyarakat untuk bicara, bertindak dan melindungi kelompok rentan dari tindak kekerasan.

Kampanye Berani Bicara Selamatkan Sesama ini, merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini di Gedung Wanita Jepara belum lama ini. Agenda ini diinisiasi Direktur Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA dan PPO) Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, S.I.K., M.Si.

“Dari Jepara, kita nyatakan bersama bahwa membiarkan kekerasan berarti mengingkari semangat Kartini. Mari kita hadirkan solusi, bukan hanya simpati. Jadilah pelaku perubahan, bukan penonton penderitaan,” ujar Brigjen Nurul, Senin (28/4/2025) 

Ajakan positif itu dilontarkan Brigjen Nurul, dihadapan Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso yang diwakili oleh Wakapolres Jepara Kompol Edy Sutrisno, unsur Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, pelajar, serta perwakilan instansi pemerintahan dan penegak hukum.

Brigjen Nurul menyebut, paradigma penanganan kasus kekerasan kini telah bergeser. Tidak lagi semata fokus pada penegakan hukum saja. Melainkan pada pendekatan yang inklusif, berperspektif gender, serta mengedepankan keadilan bagi korban.

“Penanganan kasus tidak cukup hanya dengan proses hukum. Kita perlu pendekatan yang berempati, berkeadilan, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ucap Nurul.

Nurul juga menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual terhadap anak, serta pernikahan dini di wilayah Jepara. 

Karena itu, Brigjen Nurul mendorong peran aktif lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga lembaga pendidikan.

Nurul memaparkan sejumlah langkah nyata yang dapat dilakukan bersama terkait angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Diantaranya penguatan posko aduan di desa, edukasi melalui posyandu dan tempat ibadah.

Langkah lainnya, kata Nurul, dengan penyediaan pojok konseling di sekolah, hingga pelatihan ‘Ayah Hebat dan Ibu Cerdas’ bagi keluarga di komunitas.

“Semua pihak perlu menyadari: diam berarti membiarkan. Dan pembiaran hanya akan mewariskan trauma antar generasi. Mari cegah kekerasan dimulai dari diri sendiri-ubah cara berpikir, berbicara, dan bertindak,” ajak Nurul.

Brigjen Nurul juga mengapresiasi jajaran Polda Jawa Tengah, Polres Jepara dan seluruh elemen masyarakat yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. 

Ia berharap kampanye Rise and Speak dapat menjadi gerakan lintas batas. Tujuannya menyatukan langkah dan nurani dalam membangun bangsa yang aman dan bermartabat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: