Petani Ditarget Panen 10 Ton, Pati Jadi Pemasok Beras Terbesar di Jateng

Wabup Pati Chandra usai tanam padi serentak di Desa Kutoharjo -arief pramono/diswayjateng.id-
PATI, diswayjateng.id- Kalangan petani di Kabupaten Pati selama ini dihadapkan dua persoalan utama di sektor pertanian. Dua persoalan yang menjadi masalah klasik petani di Bumi Mina Tani, yaitu kelangkaan pupuk dan harga gabah murah.
Namun dua permasalahan itu telah teratasi di saat kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto. Kalangan petani kini tidak lagi dipusingkan saat panen dan telah mendapat solusi konkret.
Hal itu dikatakan Wakil Bupati Pati, Risma Ardhi Chandra, usai kegiatan penanaman padi serentak di Desa Kutoharjo Pati. Ia didampingi Kapolresta Pati, Dandim 0718/Pati, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati Niken, dan para undangan lainnya.
"Masalah pupuk kini sudah tidak ada lagi. Dan saat panen, gabah dibeli dengan harga lumayan, yakni Rp 6.500 per kilogram. Dua masalah utama ini sudah bisa dikatakan selesai. Maka Pak Bupati mengimbau agar petani bisa meningkatkan produksi,” ujar Chandra.
Ia juga menyampaikan harapan besar agar desa-desa lain mencontoh keberhasilan intensifikasi pertanian di Desa Karangwage, Kecamatan Trangkil. Pertanian di daerah itu berhasil memanen hingga 10 ton per hektare.
Saat ini, Kabupaten Pati memiliki 57.394 hektare lahan sawah, dengan 35.634 hektare lahan irigasi dan 21.759 hektare lahan tadah hujan. Estimasi total lahan tanam dari 2020 hingga 2024 mencapai 160.119 hektare, dengan target produksi gabah tahun 2025 sebanyak 582.857 ton.
"Kami berharap Balai Penyuluh Lapangan (BPL) juga semakin aktif, agar petani bisa lebih optimal dalam mencapai target," tambahnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Niken Tri Meiningrum, mengaku optimisme tinggi terhadap peningkatan produktivitas petani.
"Kabupaten Pati saat ini berada di peringkat kelima sebagai pemasok beras baik di Jawa Tengah maupun nasional. Rata-rata produksi kita saat ini 5,6 ton per hektare,” terang Niken.
Pihaknya optimis hasil panen bisa ditingkatkan hingga 10 ton. Hal itu seperti yang sudah terjadi di beberapa daerah di Karangwage, Gajahmati, dan Margorejo.
“Dengan pengelolaan yang tepat, bibit unggul dan dukungan cuaca yang baik, Kabupaten Pati berpeluang besar menanam hingga tiga kali dalam setahun, berkat ketersediaan air yang melimpah,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: