Mbah Sholeh Darat Didorong Jadi Pahlawan Nasional, Ratusan Peziarah Padati Khaul di Bergota

Mbah Sholeh Darat Didorong Jadi Pahlawan Nasional, Ratusan Peziarah Padati Khaul di Bergota

Suasana khaul KH Sholeh Darat di pemakaman umum Bergota Semarang Rabu 9 April 2025-Istimewa/ Umar Dani -

SEMARANG, diswayjateng.id –Peringatan khaul ulama besar KH Muhammad Sholeh bin Umar atau yang dikenal sebagai Mbah Sholeh Darat digelar khidmat di kompleks pemakaman umum Bergota, SEMARANG, Rabu 9 April 2025 pagi.

Sejak pagi, ratusan peziarah dari berbagai daerah memadati area makam untuk mengikuti rangkaian acara khaul. 

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahluth Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman), KH Ahmad Chalwani Nawawi, menyampaikan pentingnya pengakuan terhadap jasa Mbah Sholeh Darat.

BACA JUGA:Haul Semarang, Perayaan Akbar untuk Kyai Sholeh Darat Digelar 9 April 2025

"Muridnya banyak yang menjadi pahlawan nasional. Mbah Sholeh sangat layak diberi gelar Pahlawan Nasional," ujar Chalwani

KH Chalwani menegaskan bahwa Mbah Sholeh Darat merupakan guru dari tokoh-tokoh besar seperti KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), KH Muhammad Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), dan RA Kartini yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia.

Tak hanya dikenal di Nusantara, Mbah Sholeh Darat juga dikenal hingga Pakistan dengan nama Syekh Sholeh As-Samaraniy.

Salah satu bukti peran besarnya adalah ketika RA Kartini meminta beliau menulis kitab tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Jawa, yang kemudian dikenal dengan Faidlurrahman.

BACA JUGA:Peringati Haul Habib Hasan, Rute Kirab Merah Putih Lebih Lebih Singkat

Kitab ini bahkan pertama kali dicetak di Singapura dan menjadi tafsir Al-Qur'an pertama di Asia Tenggara.

KH Chalwani juga menyebut bahwa kakek buyutnya, KH Zarkasi Berjan Purworejo, merupakan salah satu santri Mbah Sholeh Darat. 

“Mbah buyut saya mengaji ilmu syariat kepada Mbah Sholeh Darat, dan ilmu thariqah kepada Mbah Nawawi Banten,” ujar Mbah Chalwani .

BACA JUGA:Harlah ke 71, IPNU Diminta Kuatkan Pondasi untuk Bangun Organisasi Hebat

Ketua PCNU Kota Semarang, Dr. KH Anasom, MHum, mengungkapkan bahwa Mbah Sholeh wafat pada 28 Ramadan 1321 H, sesuai catatan koran lawas Srompet Melayu tahun 1903. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: