SMP Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal Terima Hibah Seperangkat Marching Band

SLAWI, diswayjateng.id -  Berangkat dari kepedulian alumni SMP Negeri 2 Adiwerna, Kabupaten Tegal. Yang tergabung dalam Ikatan alumni SMP Negeri 2 Adiwerna (Ikaspenduna),  seperangkat marching band dihibahkan untuk warga SMP Negeri 2 Adiwerna.

Penyerahan hibah seperangkat marching band tersebut dilakukan di lapangan sekolah. Upacara dihadiri komite sekolah dan mantan kepala sekolah Mujiarti MPd.

Mantan ketua alumni SMP Negeri 2 Adiwerna yang saat ini menjadi pembina drh Agus Sutrisno MSi menyerahkan langsung bantuan seperangkat marching band tesebut kepada kepala SMP Negeri 2 Adiwerna Muhajirin SPd yang disaksikan seluruh warga sekolah. 

Menurut Agus, pemberian hibah marching band ini merupakan program kerja alumi. Pihaknya memberikan kenang-kenangan ini untuk almamater tercinta. "Dimana marching band merupakan seni yang  punya manfaat cukup besar bagi  para siswa," ujarnya,  Rabu (5/2/2025).

BACA JUGA:Semarak HUT ke-45 SMP Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal

BACA JUGA:Gebyar Selebrasi P5 SMP Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal

Manfaat tersebut  bisa menjadi olah jiwa melatih tanggung jawab siswa, olah rasa melalui harmonisasi bermusik. Serta olah kekompakan dan kedisipilinan. "Dengan bantuan marching band ini kami ingin mengembalikan kejayaan SMPN 2 Adiwerna seperti tahun tahun sebelumnya," cetus alumni angkatan 1982 tersebut.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 2 Adiwerna Muhajirin SPd memberi apresiasi yang luar biasa atas bantuan hibah ini. Ini adalah sejarah baru untuk meningkatkan minat dan bakat siswa didik dalam jumlah besar. Dari hasil seleksi perdana, animo siswa untuk mengikuti ekskul marching band cukup  besar mencapai 155 orang  dari hasil seleksi.

"Padahal yang dibutuhkan untuk tim inti sebanyak 83 siswa. Nantinya kita akan upayaka bisa dibagi menjadi 2 grup,"  ungkapnya.

Selaras dengan keinginan alumni, Muhajiri SPd  juga akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengembalikan kejayaan SMP Negeri 2 Adiwerna. Yang sempat ditoreh dimasa lalu, termasuk menghidupkan kesenian tradisional dengan menggandeng pihak desa setempat.

Sumber: