Mahasiswa IBN Tegal Rumuskan Inovasi Program Unggulan di Desa Kaliwungu

PERTEMUAN - Mahasiswa Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) saat mengadakan pertemuan di Balai Desa Kaliwungu, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa, 21 Januari 2025.--
TEGAL, diswayjateng.id - Mahasiswa Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 16 mengadakan pertemuan di Balai Desa Kaliwungu, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, untuk merumuskan inovasi desa yang akan menjadi program unggulan, Selasa, 21 Januari 2025.
Dalam diskusi tersebut, Dosen Pembimbing Lapangan, Zakiyah, menjelaskan rencana program kerja yang berfokus pada pengolahan sampah dan penanganan penyakit TBC, sesuai data yang dikumpulkan dari bidan setempat, tokoh masyarakat dan perangkat desa untuk memastikan kelancaran pelaksanaannya.
“Sebelumnya, mahasiswa telah melakukan penelitian tentang pertanian dan mengidentifikasi beberapa masalah, seperti akses jalan usaha tani yang sulit. Mereka telah berupaya memperbaiki jalan tersebut agar lebih baik, yang tidak hanya bermanfaat bagi petani tetapi juga masyarakat umum,” katanya.
Sementara, Sekretaris Desa Kaliwungu,Yusuf, menanggapi positif, apa yang disampaikan Zakiyah. Ia berharap agar program dari kampus dapat disesuaikan dengan agenda yang ada.
“Program unggulan yang diusung desa kami adalah pelayanan digital, khususnya dalam administrasi kependudukan digital. Baru-baru ini program tersebut meraih penghargaan sebagai salah satu dari tiga terbaik di kabupaten dalam hal pelayanan publik, berkat kemampuan kami mencetak administrasi kependudukan secara mandiri, termasuk akta kelahiran,” katanya.
Program inovasi terkait pengelolaan sampah dan TBC sangat relevan dengan isu kesehatan. Pihaknya telah melibatkan beberapa narasumber, termasuk bidan desa dan istri Kepala Desa Kaliwungu, Septi, untuk membahas masalah sampah yang mendesak.
“Kami berharap dapat menemukan inovasi yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini. Program 3R yang kami jalankan tidak hanya berfokus pada pengumpulan dan pembuangan, tetapi juga pada pemilahan dan pengolahan sampah. Meski kami memiliki mesin pemilah dan pencacah, tantangan utama terletak pada penerapannya yang memerlukan pembelajaran, bahkan hingga ke Bekasi,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: