Gus Yusuf Bakar Semangat Kader PKB Sragen, Ingatkan Jangan Salah Pilih Pemimpin

Gus Yusuf Bakar Semangat Kader PKB Sragen, Ingatkan Jangan Salah Pilih Pemimpin

Ketua DPW PKB Jateng Yusuf Chudrori dalam memberikan semangat jelang hari H Pilkada 2024--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.id

SRAGEN, Jateng.disway.id - Ketua DPW PKB Sragen K. H Muhammad Yusuf Chudlori atau biasa dipanggil Gus Yusuf menemui para kader PKB Sragen Jumat 25 Oktober 2024 malam. Ulama kharismatik ini meminta warga Sragen jangan salah pilih pemimpin. Lantas dia menekankan untuk tetap waspada. 

Gus Yusuf menyampaikan saat ini tinggal sekitar 30 hari yang menentukan. Dia menegaskan harus fokus untuk memenangkan Ahmad Luthfi-Gus Yasin.

"Tidak boleh jumawa, harus waspada. Amankan suara 02 Di Kabupaten Sragen," serunya. Gus Yusuf menyampaikan era perubahan hadir di tengah masyarakat. Situasi sudah berbeda ketika Prabowo resmi dilantik. Lantas kondisi ini harus dipahami.

"Tugas kader PKB adalah bagaimana program pemerintah bisa sukses. Program bisa turun ke Jateng. Kita songsong di kabupaten/kota  sampai desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan," bebernya. 

 

BACA JUGA: Pembentukan Kader Selesai, Sigit Yakin Mesin Pemenangan Bakal Efektif

BACA JUGA: Survei Pilkada Sragen 2024, Elektabilitas Bowo-Suwardi Diatas Sigit-Suroto

 

Kunci untuk meraihnya yakni dengan sinergitas antara pusat hingga daerah. Sehingga pihaknya juga mendorong warga Sragen untuk memilih bupati yang punya sinergi dengan program Pemerintah pusat. 

"Masyarakat jangan salah pilih bupati. Sigit-Suroto yang membawa sinergitas dari pusat ke kabupaten," tandanya. 

Sementara Ketua DPC PKB Sragen Ahmad Budi Ridwani menyampaikan Terima kasih pada Gus Yusuf yang menyempatkan hadir di Sragen. "Nderek Kyai, memilih Ahmad Luthfi dan Gus Yasin sekaligus Sigit Pamungkas Suroto," tuturnya. 

Dia juga menyampaikan Ahmad Luthfi pernah nyantri di Jawa timur selama 4 tahun. Selain itu Gus Yasin jelas santri tulen, putra dari ulama besar alm KH Maemun Zubair. 

"Kita Butuh pemimpin yang mau dan mampu memimpin rakyat. Kita butuh kepala daerah, bukan kepala keluarga. Bukan menetaskan kemiskinan tapi mengentaskan kemiskinan," sambutnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: