Pembuatan Sumur Lebih Efektif Dibanding Droping Air, Meski Telan Biaya Tinggi

Pembuatan Sumur Lebih Efektif Dibanding Droping Air, Meski Telan Biaya Tinggi

Simbolis - Bupati Sragen secara simbolis menyerahkan bantuan sumur air bersih diwilayah kekeringan--Dokumen foto Diskominfo Sragen for diswayjateng

SRAGEN, diswayjateng.id – Melalui dana CSR, Pemerintah Kabupaten kembali meresmikan 6 Sumur untuk membantu mengatasi masalah kekeringan. Pemkab Sragen akui meski memberikan bantuan sumur lebih mahal dari pada droping air bersih. Pemanfaatan dirasa lebih efektif dan bisa bertahan dalam waktu yang lama.

Anggaran pembuatan sumur untuk warga ini dihimpun dari dana CSR dan lembaga. Sehingga tidak memakan APBD Kabupaten Sragen. Selain itu, untuk memastikan lokasi yang akan dibuatkan sumur sudah tepat dan menghasilkan udara bersih, juga menggunakan tenaga ahli dari Perumda PDAM Tirtonegoro Sragen. 

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan dengan pembuatan sumur ini mengurangi kekeringan lokasi di Kabupaten Sragen. Bantuan air bersih yang biasa dikirim menggunakan tangki merupakan penyelesaian masalah sementara. Sedangkan menggunakan sumur bisa lebih lama dan lebih luas jangkauannya.

”Kita tidak tahu, air bersih bisa bertahan sampai kapan. Kalau dari sumur dekat sini bisa bertahan sampai 4 tahun. Bantuan ini sampai kapan kita tidak tahu, tapi lebih efektif dibandingkan kirim drop air bersih,” ujarnya usai meresmikan bantuan di dukuh Gagan, Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang.

Menurutnya sumber air bisa lebih bertahan jika dilakukan penghijauan. Lantas bantuan baik lewat CSR ini bisa mengurangi permintaan air bersih. Pelaksanaannya dilakukan sejak tahun lalu. Bupati menargetkan 20 titik sumur, namun baru direalisasikan 6 titik. ”Saya mencobakan kembali perusahaan di Sragen untuk ikut membantu, tahun lalu lebih banyak, ada 33 lokasi,” ujar dia.

Sementara Direktur Utama PDAM Tirto Negoro Sragen Hanindyo Heru Prayitno menyampaikan biaya per sumur Rata-rata mencapai Rp 35 juta dalam satu lokasi. Termasuk fasilitas pompa dan penampungan udara. Debit yang dikeluarkan 0,5 liter/detik. ”Kalau di Sumberlawang ini untuk 2 RT dengan mencukupi kebutuhan sekitar 60 KK,” jelasnya.

Hanindyo menjelaskan lokasi pada kesempatan ini di dua kecamatan yaitu Sumberlawang dan Miri. Lokasi antara lain di Dukuh Gagan, Desa Cepoko, kemudian dua titik sumur di Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang. Selanjutnya tiga titik sumur di Dukuh Sumberejo, Rejosari dan Dondong desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri.

Terpisah, Kepala Desa Cepoko, Ngadiman menjelaskan dengan bantuan ini 66 KK dari 2 RT bisa memenuhi kebutuhan air bersih. Wilayah desa Cepoko memang cukup parah untuk kekeringan. Tahun lalu masih ada sumber air, namun sekarang sudah kering.

”Di Desa kami ada tiga RT yang parah, terbantu dua RT di Dukuh Gagan ini, satu RT lagi di dukuh Jaten, jadi perencanaan di Jaten anggaran 2025 saya siapkan pompa air dan pelindung udara,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: