Mitos Naga Penunggu Wisata Guci Tegal, Bernama Rantensari Dayang Nyai Roro Kidul Benarkah?
Patung Naga penunggu wisata Guci Tegal-Tangkapan layar Mitra today.com-
DISWAY JATENG - Adanya mitos naga penunggu wisata Guci Tegal bernama Rantensari Dayang Nyai Roro Kidul sudah pernah kita dengar dan dipercaya oleh masyarakat sekitar guci. Apakah Anda pernah mendengarnya? Bagaimana menurut Anda terkait mitos naga bernama Rantensari Dayang Nyai Roro Kidul penunggu wisata Guci Tegal?
Marilah kita ungkap tentang cerita mitos naga penunggu wisata Guci Tegal yang konon bernama Dayang Nyai Roro Kidul, ayo kita simak selengkapnya dalam artikel ini. Inilah saat yang tepat untuk menjelajahi tempat magis ini. Untuk kalian yang pernah mendengar tentang keajaiban di Obyek Wisata Guci ini.
Obyek Wisata Guci memiliki daya tarik unik yang mengundang perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Berada di tengah-tengah alam yang mempesona. Diantaranya ada keunikan yang menjadi pusat perhatian yaitu keberadaan naga bernama Rantensari Dayang Nyai Roro Kidul ditempat ini, lokasi ini juga tercermin dalam patung naga di pancuran 13.
Maka tidak mengherankan jika tempat ini dinamakan "Kali Gung", mengingat keagungan aliran air panasnya. Obyek Wisata Guci berada di kawasan Kali Gung yang terkenal dengan aliran mata air panas yang melimpah sepanjang tahun.
BACA JUGA:Taman Wisata Air Panas Guci, Ternyata Mitos dan Legenda Dari Tongkat yang diTancapkan
Naga penunggu wisata Guci Tegal
Tentang Dayang Nyai Roro Kidul, yang berwujud naga, meyakininya menjadi penunggu di kawasan tersebut. Obyek Wisata Guci juga menyimpan cerita sejarah yang menarik. Tidak hanya dikenal dengan keberadaan naga dan sumber air panasnya,
Sebagai bentuk penghormatan terhadap keberadaan mistis ini, patung naga didirikan di pancuran 13 untuk selalu mengingatkan pengunjung akan keajaiban dan daya tariknya.
Selama berabad-abad, pemandian air panas di Obyek Wisata Guci telah menyimpan banyak misteri dan keajaiban. Konon, pohon-pohon ini ditanam oleh keturunan Kyai Klitik, yang bernama Eyang Sudi Reja dan Mbah Abdurahim pada tahun 1918.
Di area ini, ada dua pohon yang sangat istimewa, yaitu pohon beringin dan pohon karet, yang telah tumbuh ratusan tahun. Tujuan dari penanaman pohon-pohon ini yaitu untuk menjaga kestabilan dan ketahanan daerah supaya terhindar dari longsor serta memberikan keteduhan bagi pengunjung.
Adanya petilasan kyai Mustofa
Tempat ini dianggap sebagai peninggalan para wali yang menyebarkan agama Islam di masa lalu. Dalam perjalanan hidupnya, ia melakukan tapa di desa Guci pada masa kepemimpinan cucu Kyai Klitik.
Kyai Mustofa merupakan seorang ulama keturunan Kanjeng Sunan Gunungjati yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Timur.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata di Guci, Nomor 3 Paling Banyak di Kunjungi!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: