Inilah 5 Penyakit yang Bisa Sebabkan Hilangnya Fungsi Pendengaran, Kenali!

Inilah 5 Penyakit yang Bisa Sebabkan Hilangnya Fungsi Pendengaran, Kenali!

Ilustrasi 5 Penyakit yang Bisa Sebabkan Hilangnya Fungsi Pendengaran--pinterest

DISWAYJATENG.ID - Tuli bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti genetik, usia, kecelakaan, atau penyakit. Ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu pendengaran secara sementara maupun permanen.

Dilansir dari Better Health Channel, terdapat dua jenis gangguan pendengaran adalah gangguan pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorineural.

Ketika seseorang memiliki kombinasi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural, itu disebut gangguan pendengaran campuran. Kebisingan dan penyakit tertentu dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Dilansir dari beberapa.sumber, berikut 5 penyakit yang bisa menyebabkan hilangnya pendengaran atau tuli:

1. Tinitus

Tinitus adalah gangguan pendengaran yang ditandai dengan adanya bunyi yang tidak berasal dari sumber eksternal, seperti denging, berdengung, mendesis, atau berdesak-desakan, yang dirasakan oleh individu di dalam telinganya.

Bunyi ini dapat berupa beragam jenis suara dan intensitas, dan tidak dapat diakses oleh orang lain. Tinitus dapat bersifat sementara atau kronis, dan dapat terjadi di satu atau kedua telinga.

Penyebab tinitus dapat bervariasi, termasuk paparan suara keras, kerusakan saraf pendengaran, perubahan pada telinga bagian dalam, atau faktor-faktor lain seperti stres, gangguan tidur, atau efek samping obat-obatan tertentu.

Tinitus juga bisa menjadi gejala dari kondisi lain seperti gangguan pendengaran terkait usia, cedera kepala, atau masalah sirkulasi darah.

2. Meniere

Penyakit Meniere adalah kondisi yang mempengaruhi telinga dalam dan sistem keseimbangan tubuh. Kondisi ini biasanya ditandai oleh tiga gejala utama:

Vertigo

Rasa pusing yang intens dan sering kali disertai dengan sensasi berputar atau lingkaran di sekitar Anda. Vertigo dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.

Tinitus

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tinitus adalah bunyi berdengung, mendesis, atau berdesak-desakan yang dirasakan di telinga.

Hilangnya Pendengaran

Penderita Meniere dapat mengalami hilangnya pendengaran secara tiba-tiba dan sementara. Hilangnya pendengaran ini bisa bersifat reversibel atau tidak, tergantung pada kondisi individu.

Meskipun penyebab pasti Meniere belum sepenuhnya dipahami, diperkirakan bahwa kondisi ini berkaitan dengan masalah dalam keseimbangan cairan dalam telinga dalam yang dapat memengaruhi fungsi pendengaran dan keseimbangan.

Pengobatan biasanya bertujuan untuk mengendalikan gejala dan dapat melibatkan perubahan pola makan, obat-obatan untuk mengontrol vertigo dan mencegah hilangnya pendengaran, serta terapi fisik untuk membantu dengan keseimbangan.

3. Ototoksik

Efek ototoksik merujuk pada kemampuan beberapa obat-obatan atau bahan kimia tertentu untuk merusak atau merusak sel-sel pendengaran di dalam telinga.

Ini dapat mengakibatkan gangguan pendengaran yang sementara atau bahkan permanen. Jenis obat-obatan yang memiliki potensi ototoksik termasuk beberapa antibiotik aminoglikosida, obat kemoterapi tertentu, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan beberapa diuretik.

Obat-obatan dan bahan kimia ini dapat memengaruhi sel-sel rambut mikroskopis dan struktur pendengaran lainnya di dalam telinga, yang penting untuk mentransmisikan sinyal suara ke otak.

Ketika sel-sel ini rusak, bisa menyebabkan penurunan pendengaran, tinitus (denging atau bunyi lain dalam telinga), atau bahkan keduanya.

BACA JUGA:6 Cara Ampuh Mengatasi Emosi yang Sedang Memuncak, Apa saja?

4. Infeksi telinga tengah

Infeksi telinga tengah adalah kondisi di mana ada peradangan atau infeksi di daerah telinga tengah, yang terletak di belakang gendang telinga. Infeksi ini seringkali terjadi pada anak-anak, tetapi juga bisa mempengaruhi orang dewasa.

Telinga tengah berisi ruang berisi udara yang terhubung dengan rongga hidung melalui saluran bernama saluran Eustachius.

Saluran ini membantu menjaga tekanan udara seimbang di dalam telinga tengah. Infeksi telinga tengah dapat terjadi ketika bakteri atau virus masuk ke saluran Eustachius, menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di telinga tengah.

Gejala infeksi telinga tengah bisa termasuk nyeri telinga, hilangnya pendengaran sementara, perasaan penuh atau berdengung di telinga, demam, dan gejala flu.

Infeksi telinga tengah biasanya dapat diobati dengan obat-obatan seperti antibiotik (jika infeksi disebabkan oleh bakteri) atau penghilang rasa sakit dan antiinflamasi

5. Otosklerosis

Otosklerosis adalah kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan tulang yang tidak normal di dalam telinga bagian tengah.

Pertumbuhan tulang ini biasanya memengaruhi tulang stapes, salah satu tulang kecil di telinga yang terlibat dalam mentransmisikan suara dari gendang telinga ke koklea (bagian pendengaran dalam).

Pertumbuhan tulang yang tidak normal ini dapat menyebabkan tulang stapes menjadi kaku, yang menghambat gerakan normal dan transmisi suara ke koklea.

Ini bisa mengakibatkan gangguan pendengaran konduktif, di mana suara tidak dapat mencapai koklea dengan efektif.

Gejala otosklerosis termasuk hilangnya pendengaran secara bertahap, terutama suara rendah yang lebih sulit didengar.

Beberapa individu juga dapat mengalami tinitus. Biasanya, kondisi ini mulai terjadi pada usia dewasa awal hingga pertengahan.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber