Wong Pemalang Harus Tahu! Sejarah dan Asal Usul Nama Pemalang

Wong Pemalang Harus Tahu! Sejarah dan Asal Usul Nama Pemalang

--

DISWAYJATENG – Pemalang memiliki sejarah yang panjang sejak jaman dahulu, asal – usul nama Pemalang pun memiliki sejarah tersendiri. Munculnya Pemalang tidak dalam waktu yang singkat, melainkan melalui sejarah perjalanan semenjak sebelum jaman penjajahan Belanda.

Mengutip dari blog Ivarozia, menjelaskan bahwa sejarah Pemalang bermula dari jaman kerajaan.  

Keberadaan Pemalang dapat dihubungkan dengan catatan Rijklof Van Goens dan data di dalam buku W. Fruin Mees yang menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa dengan pimpinan seorang pangeran atau raja.

Selanjutnya, Senopati dan Panembahan Sedo Krapyak dari Mataram menaklukan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.

Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah penting, diperlihatkan dengan adanya jalan besar penghubung daerah pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa.

Populasi penduduk sebagai pemukiman  pedesaan berkembang pesat pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam pada pulau Jawa dalam kekuasaan Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram. Pada masa itu, tahun 1575, Pemalang telah berhasil membentuk pemerintahan tradisional dengan tokoh pimpinan Pangeran Benawa yang berasal dari Pajang.

Pangeran Benawa hanya dapat memerintah selama satu tahun, karena meninggal dunia dan dimakamkan  Desa Penggarit (sekarang Taman Makam Pahlawan Penggarit).

Pemalang menjadi kesatuan wilayah administratif pada tahun1622, saat pemerintahan R. Mangoneng, Pangonen atau Mangunoneng dengan pusat pemerintahan di sekitar Dukuh Oneng, Desa Bojongbata. Menurut beberapa sumber R Mangoneng merupakan tokoh pimpinan daerah yang ikut mendukung kebijakan Sultan Agung.

Seorang tokoh yang sangat anti VOC. Dengan demikian Mangoneng dapat terpandang sebagai seorang pemimpin, prajurit, pejuang dan pahlawan bangsa dalam melawan penjajahan Belanda pada abad XVII yaitu perjuangan melawan Belanda di bawah panji-panji Sultan Agung dari Mataram.

Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan  Mataram setelah pemberontakan Trunajaya dapat padam dengan bantuan VOC pada tahun 1678.

Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian mempunyai Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro.

 Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika  perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat teridentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823-1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat.

Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van 1825 -1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826.

Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat saling terkaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya tercatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.

Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat pada Desa Oneng dengan sisa peninggalan berupa dukuh Oneng, Desa Bojongbata. Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua berada di Ketandan dengan sisa-. sisa bangunan disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan). Sedangkan, Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kantor kabupaten yang sekarang ini (berada dekat dengan Alun-alun Kota

Pemalang). Kabupaten Pemalang merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda dan telah mengalami rehab menjadi bentuk joglo.

Namun berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575. Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang.

 

ASAL MULA NAMA PEMALANG

Mengenai dari mana nama Pemalang berasal,terdapat bermacam-macam legenda sebagai berikut:

1.    Nama Pemalang diambil dari kepribadian watak rakyat Pemalang yang bersemboyan:

a.    Benteng wareng ing payudan tan sinayudan.

b.    Banteng wareng ing sinonderan yang artinya, rakyat Pemalang jika sudah dilukai atau dijajah berani berjuang RAWE-RAWE RANTAS MALANG-MALANG PUTUNG BERANI BERKORBAN

HABIS-HABISAN DEMI NUSA DAN BANGSA.

c.     Arti banteng wareng rakyat kecil payudaan : perang tan sinayudan : perang tidak dapat dicegah RAWE-RAWE RANTAS MALANG MALANG PUTUNG BANTENG WARENG SINONDERAN :

Dalam melawan musuh sambil menari-nari, sinonderan biarpun sampai kalung usus takan pantang menyerah.

2.    Nama Pemalang berasal dari nama sungai me’malang’ yang membentang dari sebelah utara desa Kabunan membujur ke pelabuhan Pelawangan. Sungai tersebut sering masyarakat gunakan

untuk sarana angkutan, membawa barang-barang dari pusat Pemalang ke berbagai wilayah seperti Kabunan, Taman, Beji, Pedurungan (pada abad ke XIV di masa Majapahit

berkuasa) saat itu penguasa Pemalang adalah Ki Gede Sambungyudha.

3.    Karena erosi akibat arus sungai yang membawa lumpur dari gunung ke laut diperkirakan per tahun terkikis lima-enam meter maka sungai MALANG berpindah ke utara dari Comal ke Asemdoyong, sungai itu melintang malang, tidak dari selatan gunung ke utara tetapi dari timur ke barat, sehingga membingungkan orang yang mau berbuat jahat.

contohnya ketika patih Thalabuddin dari kesultanan Banten membawa keris Kyai tapak ia mendadak menjadi bingung ( keder ) sehingga mondar-mandir saja di Pemalang.

BACA JUGA:Ini Dia Sejarah Tempat Wisata Candi Prambanan

Nah, itulah sekilas tentang sejarah dan asal-usul munculnya nama Pemalang. Sebagai masyarakat kita setidaknya mengetahui tentang sejarah suatu tepat. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: