Serangan Babi Hutan di Tonjong Brebes Makin Parah

Serangan Babi Hutan di Tonjong Brebes Makin Parah

PERIKSA- Petani kebun mempercepat panen akibat kerap dirusak oleh babi hutan di wilayah Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong.-Teguh Supriyanto -Radar Brebes

BREBES, DISWAYJATENG - Warga sejumlah pedukuhan di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong bertambah resah menyusul maraknya serangan babi hutan yang merusak tanaman mereka.  

Serangan babi hutan mengganas semenjak satu bulan terakhir dengan merusak jenis tanaman seperti jagung, ketela pohon dan talas. Lahan pertanian warga yang berada dekat di lokasi hutan, membuat kawanan babi liar itu dengan mudah memakan dan merusak tanaman.

BACA JUGA:Catat Nih, Ini Perbedaan Daging Sapi dengan Daging Babi

"Terjadi merata di hampir seluruh pedukuhan, terutama selama berlangsungnya kemarau ini. Banyak petani yang mengeluh karena tanaman mereka rusak," ungkapnya, Mingung (25/6).

"Hama babi telah merusak tanaman saya hingga membuat hasil panen mengalami penurunan. Selain itu, tampak semakin bertambah populasinya," kata Sudibyo, petani di Dukuh Tengah.

BACA JUGA:Influenza Babi Penyebab, Pengobatan, Gejala, dan Pencegahan

Selain merusak kebun, kata dia, warga khawatir babi hutan juga mengancam keselamatan masyarakat. Sebab tidak jarang warga mendapati kawanan babi hutan tengah berada di sekitar lahan pertanian yang berdekatan dengan pemukiman.

"Kami khawatir jika nanti babi hutan akhirnya sampai menyerang warga utamanya anak-anak, sebab keberadaan mereka terlihat semakn banyak," katanya.

Upaya pencegahan telah dilakukan masyarakat, salah satunya dengan memasang jerat dan racun, sayangnya usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

Samsudin, Ketua Kelompok Tani Makmur, membenarkan kondisi yang terjadi diwilayahnya terebut. Dikatakan, serangan babi hutan terjadi di sejumlah pedukuhan seperti Kertabasa, Makamdawa dan Dukuh Tiong.

"Mayoritas warga Kalijurang adalah petani perkebunan, dimana lokasi perkebunan berdekatan dengan wilayah hutan. Kawanan babi hutan itu tidak hanya muncul pada malam hari, bahkan pada siang hari sering terlihat berkeliaran di pekarangan penduduk," jelas Samsudin.

Menurut Muhajir, selaku sekertaris Desa Galuhtimur serangan babi hutan yang mengakibatkan kerusakan tanaman tersebut, para petani mengalami kerugian. Beberapa diantara mereka bahkan membiarkan lahan pertaniannya tidak ditanami lagi.

"Sementara kita hanya mengandalkan beberapa warga yang biasa berburu babi hutan, namun upaya itu sepertinya kurang maksimal. Sebab luas lahan dan populasi babi hutan yang semakin bertambah menyulitkan upaya pemusnahannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: