Gus Yusuf Representasi Politik Santri

Gus Yusuf Representasi Politik Santri

Gus Yusuf sebagai Ketua DPW PKB Jawa Tengah sekaligus alumni Santri Lirboyo--

Oleh : Akhmad Sururi

(Ketua FKDT Kab Brebes, Ketua HIMASAL Kab Brebes Th 2014 – 2019)

SORE kemarin mendapat kiriman di grup berita media, Kamis 25 Mei dengan judul “Serius Nyalon Gubernur, Usung “Budal Gus”. Sebuah pernyataan serius dari seorang Kyai Politisi untuk maju dalam kontestasi Pilgub Jawa Tengah tahun 2024.

Spanduk “Budal Gus” sudah terpampang hampir di setiap Kab/Kota di Jawa Tengah. Ini bukti bahwa Gus Yusuf serius untuk melangkah di arena kekuasaan tingkat provinsi. Keseriusan tersebut tentu karena sudah mengukur kekuatan secara politis. Kendatipun saat ini kursi DPRD tingkat provinsi masih 20, namun menurut beberapa rilis lembaga survei profesional PKB di Jawa Tengah akan memenangkan pesta demokrasi 2024.

Oleh karena itu bersikap optimis terhadap kemenangan PKB Jawa Tengah menjadi komitmen kita bersama dengan berbagai ikhtiar yang dilakukan oleh mesin politik dalam hal ini, struktur al PKB. Langkah dan pergerakan menuju Jateng Satu yang sudah dimulai akan diteruskan menjadi kekuatan suara sampai tingkat bawah (Ranting PKB).

Figur Gus Yusuf sebagai Ketua DPW PKB Jawa Tengah sekaligus alumni Santri Lirboyo memiliki kekuatan massa dari kalangan santri di pelosok pelosok desa. Dakwah yang Beliau lakukan dengan bahasa agama yang merakyat dan senantiasa menjaga keilmuan dan tradisi Pesantren menjadikan masyarakat tercerahkan.

Pada prinsipnya dunia santri dengan politik dunia bukanlah dua kutub yang berlawanan. keluarga santri indentik dengan “ngaji” namun tidak serta merta anti Politik. Gus Yusuf merupakan representasi santri dan politik yang bisa menyatu dalam memperjuangkan kemaslahatan umat dan bangsa. Hal tersebut karena Beliau sebagai Pengasuh Pesantren API Tegalrejo yang dalam ceramahnya menyatakan bahwa Politik dan Agama bagai dua sisi mata uang atau saudara kembar. Politik bisa menjaga kehidupan beragama.

Dalam beberapa kesempatan Beliau menyatakan bahwa politik melahirkan pemimpin dan kekuasaan. Dengan kekuasaan akan mewujudkan kebijakan. Kebijakan untuk kemaslahatan umat dan rakyat akan bergantung pada siapa yang berkuasa. Kehadiran Gus Yusuf untuk Jawa Tengah diyakini akan membawa angin perubahan menuju kemaslahatan Jawa Tengah.

Sebagai santri yang memasuki politik gelanggang tentu moralitas dalam berpolitik lebih diprioritaskan. Gus Yusuf dalam kiprahnya memiliki kesantunan yang diakui oleh semua kalangan. Langkah langkah politiknya yang dijalankan senantiasa bersandar pada nilai nilai agama dan ta'dzhim kepada para Ulama. Inilah yang membedakan antara politisi santri dengan mereka yang memasuki arena politik hanya berbekal kekuatan finansial dan oligarki.

Sejarah membuktikan beberapa Pesantren Kyai telah mewarnai sejarah Indonesia. KH Wachid Hasyim, KH Masykur, KH Wahab Hasbullah, KH Idam Kholid dan beberapa Kyai lain pernah memasuki dunia politik Indonesia. Gus Dur dengan kecerdasannya menduduki kursi presiden. Itulah deret orang-orang berbasis Pesantren yang mewarnai panggung politik tingkat nasional.

Era tahun Politik ini saatnya santri bergerak lebih kencang untuk memenangkan pesta demokrasi 2024. Untuk kemenangan tersebut dibutuhkan persatuan dan kekompakan kita bersama dalam rangka mewujudkan pemimpin dari komunitas santri.

Kita harus yakin bahwa santri bisa mempimpin negeri ini, termasuk Jawa Tengah sebagai bagian negeri Indonesia tercinta. Saatnya santri berkhidmat kepada bangsa melalui jalur politik untuk kemaslahatan rakyat Jawa Tengah. Gus Yusuf sudah waktunya “budal” memimpin kursi Gubernur Jawa Tengah. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: