Ngeri Temuan Bumil di Brebes! 110 Positif Hepatitis, 40 Tertular HIV, 14 Idap Sifilis

Ngeri Temuan Bumil di Brebes! 110 Positif Hepatitis, 40 Tertular HIV, 14 Idap Sifilis

Tim surveilans dan puskesmas menggelar rakor triple eliminasi di Gedung IDI Brebes, Selasa (23/5) kemarin.--

BREBES, DISWAYJATENG.ID - Sebanyak 110 ibu hamil di Kabupaten Brebes, terkonfirmasi positif mengidap Hepatitis B. Bahkan, 10 bumil dinyatakan tertular HIV dan 14 bumil lainnya terpapar Sifilis. Jumlah tersebut, merupakan hasil layanan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes selama triwulan pertama 2023 (Januari-Maret) dengan metode Voluntary Counseling and Testing.

Kepala Dinkes Brebes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Imam Budi Santoso mengatakan, realisasi program Triple Eliminasi terus digencarkan untuk pemetaan epidemiologi dan penanggulangannya. Fokusnya, menjangkau populasi rentan tertular yang berpotensi menambah temuan kasus di kalangan usia produktif. Khususnya, ibu hamil yang berpotensi menularkan kepada janin selama proses kehamilan.

"Dari total Test Triple Eliminasi, sebanyak 9.227 bumil dites hasilnya 110 bumil positif Hepatitis B. Kemudian, 10 bumil tertular HIV dari 8.885 yang menjalani tes. Serta, 14 bumil mengidap sifilis dari 9.565 yang dites," ungkapnya, Selasa (23/5).

Sebagai upaya penanggulangan, lanjut Imam, semua bumil yang terkonfirmasi tertular Triple Eliminasi sudah dalam pendampingan. Yakni, pengawasan dan pemeriksaan secara rutin untuk menjalani pengobatan. Termasuk, pengendalian agar temuan kasus tersebut tidak menular pada janin atau diminimalisir. Mengingat, potensi penularan dan penyebaran Triple Eliminasi harus dikawal secara intensif berkelanjutan.

"Berdasarkan data kumulatif, penderita Triple Eliminasi khususnya bumil. Mengalami kenaikan karena jumlahnya terus bertambah," katanya.

Sementara itu, pemegang program HIV/ AIDS Agus Riyanto menambahkan, fokus penanggulangan HIV/ AIDS dan Infeksi Menular Seksual terbagi menjadi tiga. Yakni, pencegahan dengan menggencarkan edukasi, sosialisasi dan konseling. Kemudian, surveilans melalui skrining, VCT Mobile, penegakan diagnosis awal hingga pendampingan.

"Terakhir, penanganan kasus dengan metode perluasan layanan PDP, penyediaan akses pemeriksaan viral load HIV. Serta, implementasi pengobatan standar pasien IMS," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: